Letta's Feel

31 3 0
                                    

Hai sobat! Aku balik nih. Gimana rasanya baca DELORA? Ada yang kurang atau apa?
Happy reading❤

♡♡♡

Delora bangun dengan mata yang sembab, semalaman ia menangis karena teringat akan ucapan mamahnya yang mengatakan bahwa semua ini adalah karena dirinya. Beruntung pintu sudah ia kunci, jadi tidak akan ada yang tahu jika ia menangis. Ia tidak mau dicap sebagai anak cengeng dan lemah, lagian mau dikunci atau tidak tak akan ada yang peduli padanya.

Hari ini Delora sudah berjanji dengan Mbak Suci jika dirinya akan bekerja kembali, tetapi sebelum itu Delora mengompres matanya dulu agar tidak terlihat menyedihkan. Setelah selesai mengompres, Delora pun pergi ke Minimarket Sahabat.

Sesampainya di sana Delora disambut hangat oleh Mbak Suci, bahkan minimarket dihiasi dengan kertas warna-warni dan beberapa balon yang terikat di setiap sudut. Padahal Delora bukanlah keluarga Mbak Suci, hanya sebatas karyawan yang sudah amat dekat dengan Mbak Suci.

"Mbak aku nggak enak," ucap Delora, jujur ia merasa berhutang budi kepada Mbak Suci karena Mbak Suci pasti sudah mengeluarkan biaya untuk membelikan bahan-bahan dekorasi.

Namun Mbak Suci justru tersenyum lalu mengusap punggung Delora. "Nggak usah sungkan Del, Mbak lakuin ini ikhlas kok. Kan Mbak sudah anggap kamu seperti adik Mbak."

Sangat bahagia. Dua kali ia merasa terharu karena ucapan Mbak Suci. Mungkin dulu Mbak Suci hanya memberikan nasihat dan arahan, tetapi sekarang bertambah, bolehkah Delora berteriak gembira? Namun tidak, Delora bukan cewek yang mengekspresikan apa yang ia rasa. Jadi cukup disimpan sebagai kenangan.

"Makasih Mbak, udah perhatian sama aku."

"Haha, sama-sama Del. Kerja lagi yuk."

Mereka pun kembali bekerja seperti biasa, tetapi rasanya berbeda. Mengapa? Setiap pengunjung yang datang, pasti akan mengucapkan selamat kepadanya dan memberikan doa walaupun singkat. Delora sudah kira jika ini ulah Mbak Suci lagi.

"Kenapa? Seneng kan? Lagian pengunjung nggak akan rugi kok kalau ucapin selamat ulang tahun ke kamu, mereka malah dapat pahala."

"Makasih Mbak."

"Makasih melulu, udah sih anggap aja Mbak ini lagi kasih kado ke adik Mbak, kamu. Hehe."

Delora tersenyum senang, lalu ia kembali menata jajanan minimarket. Beberapa saat kemudian, sebuah pesan singkat ia terima. Delora pun membuka handphone nokia jadulnya, handphone satu-satunya yang ia dapat dari hasil kerja kerasnya.

Letta
Ke taman dekat sekolah Ra, gue mau ceritain semua mengenai Lion. Jangan lama ya :)

Delora
Oke.

Setelah menerima pesan dari sahabatnya itu Delora segera berpamitan kepada Mbak Suci, lalu ia pergi ke tempat tujuan dengan sepeda yang ia pinjam dari Mbak Suci.

♡♡♡

Karena kayuhan Delora yang kuat dan cepat, ia pun sampai di taman kurang dari sepuluh menit.

Letta meringis saat melihat Delora, rambutnya acak-acakan karena tiupan angin dan napasnya yang tidak teratur. Sifat Delora, padahal jika menunggu lima belas menit pun tidak Letta permasalahkan.

DELORA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang