Holla Hello Sobat! Kembali lagi sama aku di sini wkwk. Kali ini aku mau bahas mengenai Delora aja ya, kayak semuanya ada di sudut pandang Delora. Kemarin-kemarin kan udah tuh tentang masalah Evi, Letta, dan Stefi.
Happy reading❤♡♡♡
Sekarang Delora sedang berada di ruang BK dan tengah berhadapan dengan guru sejarahnya, bukan guru BK. Delora tau jika gurunya itu sangat memperhatikan dirinya, berbeda dengan wali kelasnya yang hanya memperhatikan murid berduit saja.
"Jadi kamu ada masalah apa, Delora?" tanya guru sejarah dengan meneliti raut wajah Delora.
Delora menghela napas sebanyak dua kali, ia juga tidak bisa menceritakan masalahnya ini kepada siapapun. "Tidak ada apa-apa Bu."
Jawaban yang keluar dari mulut Delora tentu tidak dipercaya oleh guru sejarahnya, karena Delora ini tidak pandai berbohong. Bahkan teman kelasnya saja bisa mendeteksi raut wajah Delora jika berbohong, selalu cemas.
"Jangan berbohong Delora, Ibu tau kamu punya masalah. Kamu bisa konsultasi ke Ibu, atau jika malu ke guru BK saja. Jangan dipendam Delora, tidak baik untuk dirimu."
Lagi-lagi Delora menghela napas, benar yang dikatakan gurunya ini ia sudah tidak bisa memendam masalah ini, dirinya juga sudah tidak kuat. Banyak sekali masalah yang menimpanya akhir-akhir ini, tetapi Delora selalu saja berpura-pura baik-baik saja jadi wajar jika banyak teman kelasnya yang mengatakan jika ia terlalu munafik. Tapi mau gimana lagi.
"Ingat Delora, jangan sampai kamu gagal fokus hanya karena masalah yang kamu pendam itu. Lebih baik dikeluarkan agar kamu tenang, daripada disembunyikan dan membuat kamu resah."
"Saya tidak bisa berbicara sekarang Bu, mungkin lain kali."
"Baiklah saya tidak bisa memaksa, oh ya saya lupa tujuan awal saya memanggil kamu. Jadi kamu tau kan sebentar lagi ada olimpiade antar sekolah se-Jakarta?"
"Ya saya tau Bu."
"Jadi saya ingin kamu mewakili Skyler untuk olimpiade sejarah, kamu mau kan?"
Delora tampak berpikir, ia sedikit ragu apalagi ia masih mempunyai masalah dalam dirinya sendiri. "Tapi Bu saya ini-"
"Ya kamu sedang punya masalah kan? Kamu bisa menyelesaikannya segera lalu fokus ke olimpiade untuk bulan depan. Masih banyak waktu untuk merenung, lagian kamu juga suka sejarah tidak sulit bagi kamu untuk belajar olimpiadenya. Saya yakin kamu bisa mengerjakan semua soalnya, ini soal olimpiade tahun lalu kamu bisa baca dan pertimbangkan kembali." Guru sejarah pun memberikan tiga kategori soal, yaitu tes kepribadian, tes akademik dasar, dan tes olimpiade sejarah.
"Soal olimpiade berjumlah seratus soal, kamu hanya diberi waktu mengerjakan sekitar dua jam. Untuk dua soal lainnya itu sedikit mudah, hanya seperti tes IQ. Bisa kamu pelajari dulu. Ibu tunggu jawabanmu besok," ujar guru sejarah lalu menepuk pundak Delora kemudian pergi dari ruangan.
Delora terdiam, ia masih memandangi soal di genggamannya. Ini adalah impiannya, bisa mengikuti lomba. Jadi tidak seharusnya ia sia-siakan bukan? Tidak mau berlama-lama di ruangan ini, akhirnya Delora keluar untuk pulang ke rumah. Namun di perjalanan ia melihat Letta dan Evi sehingga Delora pun membuntuti mereka diam-diam, sampai di parkiran Delora hanya bisa bersembunyi sembari menatap mobil Letta yang sudah meluncur pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELORA ✓
Подростковая литератураNaskah sedang dalam tahap revisi, jadi mohon maaf apabila banyak typo dan sebagainya. Note : Hanya revisi kesalahan ketik dan beberapa kesalahan. ••• Namaku saja sudah menggambarkan kesedihan, bagaimana dengan kehidupanku? ~Delora Nadiya Chaiden. ...