22:00
Waktu telah menujukan pukul sepuluh WIB, tapi bagi Altara Cassandra Imanuel Luis bukan WIB, melaikan WIB-O yang artinya waktu Indonesia bagian overthinking. Ia memasukan earphone kedalam telinganya mencari lagu pengiring tidur lalu membaringkan tubuhnya di kasur kemudian menyelimuti tubuhnya dan terakhir mulai berpikir buruk tentang masa depannya sendiri.
Sebut saja dia Tara, gadis cantik yang jarang tersenyum, pasti kalian sudah tahu hobinya? yaps! setiap malam sebelum tidur ia selalu merasa overthinking akan masa depan yang belum terjadi. Miris juga, kalau dipikir-pikir manusia mana yang tidak overthinking bila ada di posisi seperti Tara. Dulu kehidupannya tidak semiris ini tapi semua berubah saat keserakahan itu mendatangi hati Imanuel Luis yang merupakan Ayah kandung Tara. Imanuel adahal ayah Tara yang berprofesi sebagai pejabat tinggi negara dan Ibunya Farasya Abela bekerja sebagai warwatan sekaligus jurnalis terkanal pada masanya, tapi itu dulu sebelum kejadian Imanuel merampas uang negara yang totalnya tidak bisa dibayangkan sebesar apa, waktu itu kasusnya langsung gempar dan meluas ke penjuru kota Indonesia.
Berita itu menjadi santapan hangat bagi para wartawan agar bisa menggalinya lebih dalam, apa lagi Farasya yang mempunyai nilai lebih di mata orang-orang sebagai wartawan terbaik. Farasya dituntut harus bisa mencari tahu berita mengenaskan tentang suaminya sendiri. Oh shits, siapa yang tega melakukan hal gila semacam itu? sama saja seperti menyebar aib keluarga sendiri, tapi pekerjaan tetaplah harus nomer satu. Semua mendesak Farasya untuk membongkarnya sebab ini akan menjadi peluang besar bagi yang bisa menikmatinya. Desakan-desakan gila serta para wartawa yang terus menyerbu kediamannya membuat pikiran Farasya kacau dan mengalami depresi berkepanjangan hingga sekarang, sampai pada akhirnya semua hancur.
Rumah besar keluarga Tara di sita, Farasya dimasukan kedalam rumah sakit jiwa, Imanuel jelas terkena hukuman penjara dalam jangka yang panjang. Yang tersisa hanya Tara karena ia tak memiliki satupun saudara kandung, waktu itu umurnya sebelas tahun dan sekarang sudah jalan tujuh belas tahun. Gadis malang itu tinggal bersama bibinya yang memegang status janda dan tak memiliki anak, bibinya itu tak bisa memiliki keturunan jadi beberapa kali bercerai, mereka tinggal di sebuah rumah besar yang bernuansa jadul, dulu bibinya membeli rumah ini menggunkan warisan dari nenek Faraysa yang nominalnya lumayan besar jadi Stela selain menjadi bibi ia juga menggantikan posisi Farasya untuk menjadi Ibu bagi Tara, tapi untuk Tara Ibu dan Bibi tetap berbeda. Bahkan ia yakin bibinya sama sekali tak ikhlas mengurus dirinya, ia hanya mengambil ke untungan sendiri.
Lebih menyedihkannya Tara yang selalu menjadi sasaran bully orang-orang dengan kata 'anak napi dari rahim wanita gila' dari situ Tara memutuskan semua hubungannya dengan orang-orang selain dengan Jeje. Kalau bukan dengan Jeje Tara lebih memilih sibuk dengan handphonenya yang selalu ada di genggaman tangannya, sinar radiasi dari handphonenya yang selalu ia mainkan tanpa mengenal waktu itu sudah berhasil merusak matanya dari dua tahun yang lalu, penglihatannya jadi sangat buram, tapi ia tak ingin memakai kacamata karena tahu warga sekolah akan lebih senang membullynya. Ya, Tara memang sudah mental baja dengan bully-an tapi terkadang bila malam tiba ucapan pedas orang-orang sialan itu terputar di benak Tara dan membuat gadis itu menangis, jadi dari pada menambah beban pikiran lebih baik ia menjauhi hal-hal yang memancing mulut mereka untuk berkata seenaknya, sekarang katakan lah dengan jujur, bila kalian ada di posisi Tara akan se-overthinking apa kalian?
Tara menghela nafas saat air matanya jatuh, selalu begini, ia kadang lelah bila harus merasa jadi manusia sehancur ini setiap malamnya dan pagi ia akan bangun dengan topeng yang membuatnya seolah dia adalah wanita angkuh yang tak bisa menangis. "Tara kangen ma," ucap Tara sambil mengusap air matanya dan perlahan ia tertidur.
Di rumah lain ada Kaka beradik yang sifatnya sangat berbanding terbalik. "Hallo dear akhirnya kita sekamar lagi," ucap Hero sambil tersenyum manis menggoda adiknya yang selalu memasang wajah datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overthinking [END]
Teen FictionOverthingking adalah keadaan dimana manusia berpikir secara berlebihan sehingga bisa menyebabkan takut akan masa depan yang belum terjadi, hanya orang kuat lah yang bisa tidak meragukan hal itu dan aku bukalah manusia kuat tersebut, sialnya lagi ak...