Selesai mandi Tara langsung melamun sampai tengah malam, katakanlah malam ini ia akan menghabiskan malamnya dengan overthingking. Air matanya sampai habis membayangkan apa yang sore ia lewati bersama Hero, mengapa rasa ini benar-benar tak ikhlas. Apa benar rasa cinta ini tumbuh dari diri Tara untuk Hero.
"Kenapa harus Hero?" tanya Tara dengan suara parau, rambutnya sudah berantakan dari satu jam yang lalu.
Stela sangat khawatir pada kondisi Tara, apa lagi saat tadi pulang anak itu terlihat sangat kacau, Tara juga belum makan apapun dari sepulang sekolah sampai tengah malam seperti ini. Tangan Stela memegang kenop pintu kamar Tara untuk mengajaknya makan tapi niatnya terurung saat mendengar teriakan frustasi Tara, anak itu butuh waktu sendiri.
"Aaaaaaaaaaa!" teriaknya.
Tak ada yang bisa bertahan dengan Tara, satupun tak ada. Semua pergi saat tahu kekurangan yang Tara miliki.
Mengapa bisa Tara bodoh berharap Hero akan berbeda, memang benar berharap pada manusia itu menyakitkan.
Hari terus berjalan, Tara berharap Hero akan mengikutinya lagi mengajak berdebat sampai Tara naik pitam, ternyata nihil. Bahkan sudah lima hari setelah kejadian itu Hero sama sekali tak mencari atau mengikuti Tara. Sepertinya anak itu sengaja menjauh, ah hati Tara masih saja sakit.
Rigel sudah sembuh dan sekarang kembali beroperasi dalam geng sialannya, tentang pelaku saat itu Rigel lupakan sebab kata Nathan sudah jadi resiko bila ada kejadian hal semacam itu dalam beroperasi di geng sialan ini. Rigel tak tahu saja itu akal-akalan siapa.
"Hei!" kata Novia pada Rigel.
"Jajan yu sayang?" tanyanya. Rigel diam saat tangannya ditarik oleh gadis ini.
Dalam hati Rigel memberikan sumpah serapah agar Novia mati atau geger otak agar menjauhinya, kejam? ya begitu lah Rigel.
Wajah datar Rigel setiap harinya membuat Novia semakin cinta, aneh. Awalnya memang hanya suka tapi semakin hari jadi dia yang terhipnotis.
"Mau coba?" tanya Novia sambil menyodorkan ciki pada mulut Rigel.
Tanpa menatap wajah Novia Rigel membuka mulut sebab jika tidak dituruti Novia akan semakin menjadi-jadi dedemit.
"Aaaaa seneng," kata Novia dengan senyum manisnya. Ia berharap setiap pagi bisa sarapan dengan Rigel yang tampan ini.
Pulang sekolah Rigel meminta kunci mobil pada Hero dan meninggalkan laki-laki itu, Hero sudah terbiasa.
Basecamp amrstrong sekarang tujuan Rigel pergi, ia akan mengambil sisa paket dan menjualnya secepat mungkin.
Ruangan itu nampak sepi dan hanya ada satu orang disitu yang tengah merokok. Rigel sedikit terkejut saat mengetahui orang itu adalah Acel, dalam hati sana Acel lebih terkejut, terlihat wajah Rigel yang masih memiliki luka bekas permainan Calvin.
"Gel." Kata Acel dengan wajah yang ia buat biasa saja, Rigel dan Acel melakukan tos ala gaya laki-laki seperti dulu mereka saat di Bandung.
Rigel duduk di dekat Acel, jujur Rigel tak merasa ada yang aneh. Acel dengan santai melemparkan Rigel bungkus Rokok dengan sirgap Rigel menangkap, ia mengambil satu batang lalu menghidupkannya. "Mana yang lain?"
"Masih jalan," balas Acel. Jalan dalam artian disini yaitu beroperasi.
Lalu tak lama kedua teman lama itu terhanyut bercerita ini dan itu saat di Bandung maupun cerita di Jakarta, Acel juga mengatakan ia memang jarang terlihat karena sibuk. Padahal bohong.
Ponsel Acel tiba-tiba saja berdering. "Nathan suruh gue anterin lima paket, dia bawa kurang," kata Acel sambil meletakan ponselnya di meja.
"Emang masih ada?" tanya Rigel sambil mematikan ujung rokok.

KAMU SEDANG MEMBACA
Overthinking [END]
Ficção AdolescenteOverthingking adalah keadaan dimana manusia berpikir secara berlebihan sehingga bisa menyebabkan takut akan masa depan yang belum terjadi, hanya orang kuat lah yang bisa tidak meragukan hal itu dan aku bukalah manusia kuat tersebut, sialnya lagi ak...