Tara diam duduk di halte membiarkan Hero terus mengoceh sendirian, sampai akhirnya Hero lelah dan berhenti. Ia menatap wajah Tara yang memandang lurus ke depan.
"Lo yang terlalu dingin atau gue yang cuma lo anggap angin?" tanya Hero dengan suara seraknya.
"Yang kedua," balas Tara tanpa menoleh.
Hero senang akhirnya ada balasan. "Angin?"
Dengn sangat yakin Tara mengangguk. "Iya, semua ucapan lo kaya ingin. Nonsense!" ucapnya dengan kata akhir yang sengaja ditekankan.
"Omong kosong?" tanya Hero meminta penjelasan.
"Nggak usah sok-sokan serius deh padahal cuma niat selingkuh, tidak ada orang baik yang selingkuh," kata Tara membuat Hero tersenyum simpul.
"Selingkuh itu bukan ketidak mungkinkan melainkan desakan dari sebuah problem," balas Hero.
"Ya, terus apa selesai masalah itu dengan cara selingkuh?" tanya Tara masih tak menoleh.
"Gue nggak bisa jawab karena belum terjadi, abisnya lo nolak terus," kata Hero. Tara berdecih malas. "Oh soal serius, jadi menurut penilaian lo perjuangan gue ini kurang serius Ra?" Tara mengangguk.
"Bahkan sama sekali nggak ada unsur seriusnya, kaya cuma main-main," balas Tara.
Jawaban dari Tara membuat Hero terkekeh kecil. "Terus gue harus bikin candi atau tendang kapal supaya jadi tangkuban perahu, apa yang lo mau supaya lo anggap kalau gue ini serius?"
"Berkoban," kata Tara lalu menoleh pada wajah Hero yang tengah memandangi dirinya, "Salah satunya lepasin gue dan jangan pernah ganggu hidup gue lagi dan lagi."
Kening Hero bekerut. "Itu pengorbanan?"
Dengan mantapnya Tara mengangguk. "Iya, melepaskan sesuatu yang paling kita cinta juga termasuk dalam pengorbanan."
"Tapi itu nyakitin," kata Hero jujur. Hero sudah melangkah sangat jauh untuk Tara dan untuk melepaskan ia rasa tak bisa.
Pandangan Tara kembali ke jalan. "Nggak ada pengorbanan yang nggak nyakitin," balasnya.
"Ada," ujar Hero.
Tara berdecih mendengarnya, "Apa? pengorbanan mendapatkan cinta dari gue? nggak akan sakit kalau gue terima, tapi sayangnya gue nolak lo, sakit juga kan?"
Deg....
Benar yang Tara katakan, cinta indah kalau terbalas. "Apa susahnya si Ra ngejalin cinta sama gue?" tanya Hero.
Mata Tara membulat mendengarnya. Yang ada menjalin sebuah perselingkuhan!
Untuk menjawabnya Tara menghela nafas. Lalu memandang Hero. "Apa susahnya juga buat ngejauh?"
Hero ikut menghela nafas dan tersenyum manis pada Tara. "Gini ya Ra, gue cuma butuh kerja sama dari lo karena hati gue udah terikat sama lo," ucapnya memaksa.
"Ya gue juga butuh kerja sama dari lo karena kayanya hati gue udah risih banget lo harapin," jawab Tara dengan wajah datar. Hero mengacak rambutnya.
"Duuhhh keras kepala banget si Ra!" kesal Hero frustasi.
Melihat Hero frusti akibat ulahnya membuat Tara senang. "Bodo amat, lo juga terlalu pemaksa."
Setelah mengucapkan itu Tara berdiri untuk menuju minimarket, bus lama sekali datang sampai Tara kehausan. Tanpa berkata apa-apa Hero mengikuti langkah Tara. Saat jalan saja Tara terlihat angkuh, tembok pertahanannya itu kuat, mungkin terbua dari bully-an dan hinaan orang-orang di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overthinking [END]
Roman pour AdolescentsOverthingking adalah keadaan dimana manusia berpikir secara berlebihan sehingga bisa menyebabkan takut akan masa depan yang belum terjadi, hanya orang kuat lah yang bisa tidak meragukan hal itu dan aku bukalah manusia kuat tersebut, sialnya lagi ak...