4.Jadi ratu

428 30 0
                                        

Nasa🪐❣️:
Besok kita ketemu di RS, Ayah bilang aku jadi pindah ke Jakarta....

Dimana tas gue?! Batin Tara dengan jantung yang berdetak kencang.

Ia tak mungkin bertanya pada orang-orang di kelas, Tara langsung mengecek kolong mejanya. Disitu ada tumpukan buku dan satu kertas.

Note:
Tas lo aman di gue, kalau mau ambil pulang sekolah kebelakang perpus.

#Pahlawan-mu

Tara menghela nafas malas, laki-laki itu setiap harinya semakin menjadi-jadi saja, entah apa tujuannya yang pasti Tara enggan terpancing permainannya.

Mau tak mau setelah bel pulang berbunyi Tara menemui Hero di belakang perpus, Rigel yang tak sengaja melihat itu sekilas hanya tersenyum kiri.

"Tas gue," pinta Tara tanpa menoleh pada Hero.

"Ada," balas Hero. Ia tak mau mengembalikan sebelum Tara menoleh pada wajahnya.

"Balikin!" ucap Tara ketus masih tanpa menoleh.

"Pasti gue balikin, lagian dijual atau ditukar sama minyak nggak akan laku," jawab Hero lalu tertawa kecil. Tara menoleh dengan tatapan tajam.

"Balikin Varo!" Ucap Tara dengan nada meninggi.

"Hero!"

"Varo!" Balas Tara tak mau kalah.

"Hero Altara." Ucap Hero lembut.

"Pemaksa!" kesal Tara dengan mata setajam elang. Hero tersenyum mendengarnya.

"Keras kepala," jawab Hero.

"Gue nggak akan keras kepala kalau lo nggak maksa," kata Tara.

Hero mengangguk. "Gue juga nggak akan pemaksa kalau lo nggak keras kepala."

"Nggak ada kepala yang lembek!" jawab Tara dan Hero langsung tertawa renyah. Tara yang merasa ditertawakan menoleh bingung.

"Tas gue!"

"Apa lo kesemua orang segalak ini?" tanya Hero.

"Nggak, ke lo aja karna lo nyebelin," balas Tara. Hero langsung bertepuk tangan.

"Artinya gue diperlakukan beda dan itu spesial?" tanya Hero percaya diri, mata Tara membulat.

"Balikin nggak!" kesal Tara yang sudah murka.

"Call my name Hero, cepat!" perintah Hero seenak jidat.

Untuk kali ini Rigel memilih meninggalkan Abangnya yang kurang waras itu, ia berjalan menuju parkiran. "Rigel!"

Suara itu Rigel kenali, ia hanya menghentikan langkahnya tanpa membalikan badan. Calvin yang tahu sifat menjengkelkan Rigel dari Acel langsung melanjutkan ucapannya. "Gimana tawaran gue hari itu, udah ada keputusannya?" Rigel tersenyum kiri sebelum menjawabnya, ia sudah tahu busuknya geng Armsrong berkedok topeng itu.

"Gue bukan orang yang tepat buat dimanfaatin," balasnya dingin. Calvin berdecak.

"Gel hasilnya pasti gue bagi rata, lo gue sama anak-anak yang lain ikut untung," balas Calvin dengan wajah serius.

Rigel membalikan badannya dan berdecih sebagai balasan kalau ia tetap tak mau. "Serius gue gel," lanjut Calvin.

"Persetan sama untung rugi, gue ga mau jadi tumbal," balas Rigel lalu berjalan meninggalkan Calvin dengan kekesalannya itu. Sial, andai saja kemampuan bela diri Calvin melebihi Rigel sudah ia patahkan tulang si wajah tembok tersebut.

"Ayah nyuruh gue balik sama lo, ayo!" ucap Novia yang baru datang menghampiri Calvin. Di mobil Novia bingung kenapa saudaranya ini terlihat sangat kesal.

Overthinking [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang