15.Berkorban

251 20 0
                                        

Saat di halte akan pulang tangan Altara ditarik paksa oleh Hero memasuki angkot, Tara sudah berontak tapi tenaga Hero lebih kencang alhasil ia diam dengan wajah mengerut di dalam angkot, entah kemana Hero membawanya. Ternyata Tara di ajak pergi ke caffe yang menu dan nuansanya dipenuhi oleh mangga. Senyum itu mengembang, Tara sangat suka buah mangga dalam bentuk apapun itu.

"Pesen aja apa yang lo mau nanti gue yang cuci piring," balas Hero membuat Tara terdiam menahan tawa.

"Kalau gue pesen banyak lo bisa jadi karyawan cuci piring tetap disini, mau?" tanya Tara membuat Hero terkekeh geli.

"Ya gimana ya Ra, namanya juga hidup kadang perih," balasnya dan  Tara memesan rice mango serta jusnya begitupun Hero.

Terjadi hening saat pesanan datang. Tara menatap Hero begitupun Hero, tanpa basa-basi Tara langsung memakannya. Hero mengangguk-ngangguk dan mengulurkan pena serta buku tulisnya dari tas.

3.Tara nggak baca do'a kalau makan.

Ucap Hero saat menulis itu terdengar oleh telinga Tara sampai ia akan tersedak. "Enak aja lo!" ketus Tara.

"Ya emang faktanya, untuk itu gue bakalan pimpin do'a, ayo ikutin," ucap Hero, awalnya Tara ragu tapi lama-lama ia mengikutinya sebab ingin segara memakan makanan favoritnya,  lalu mereka berdua ber'doa bersama dengan kedua tangan yang terangkat keatas dan membuat orang-orang di sekitar memandang mereka aneh.

Saat makan Hero tak bersuara. "Lo sampai kapan mau nulis hal-hal kebiasaan yang ada di diri gue?" tanya Tara.

"Sampai gue tahu semua tentang lo," balasnya.

"Mustahil," kata Tara.

Hero terkekeh geli mendengarnya lalu ia melanjutkan kegiatan makan itu. Hero yang membayar pesanan Tara, saat keluar Tara kembali membuka suara. "Makasih Varo." Ucap Tara.

"Hero Tara." Ralat Hero. Tara memutar malas bola matanya.

Mereka berjalan sambil menunggu angkutan umum yang lewat, dikesempatan ini Hero jadi banyak modus pada Tara.

4.Tara kalau jalan jarang liat kanan kiri.

Hero menulis itu sambil berjalan dan Tara mendengarnya. "Soalnya pemandangan kanan gue pahit," balas Tara karena yang di sebelah kanannya yaitu Hero.

"Lo takut jatuh cinta sama gue ya Ra?" Tanya Hero sambil memasukan bukunya ke tas.

"Nggak akan," ucap Tara mengingat Rigel.

"Ya gue tau jawaban lo bakalan itu," balas Hero.

"Tentang buku itu, gue curiga lo mau kasihin itu ke seseorang dan jadiin gue target dan gue dibawa terbang ke negeri entah berantah dan-"

Mendengar ocehan Tara yang melantur membuat Hero geleng-geleng kepala, ternyata Tara tak percaya akan ucapan Hero tentang buku itu. Ia memotong ucapan Tara. "Lain kali nonton movie disney-nya sama gue deh biar kita bisa lebih nyambung," ucap Hero yang mulai Tahu kalau Tara ini suka dengan hal-hal berbau disney.

Tara terdiam beberapa saat. "Lo tahu itu?"

"Belum gue tulis, tapi gue inget," balas Hero membuat Tara terdiam. "Apa yang bikin lo suka sama tontonan semacam itu?"

"Kisah mereka selalu berakhir bahagia," balas Tara.

"Nggak semua Tara." Ucap Hero membuat Tara menoleh.

"Lo suka juga?" Hero menggeleng.

"Ya tapi gue cukup tahu, lo suka yang mana dari banyak ratu?" tanya Hero.

"Hm...." Tara bingung karena ia suka hampir semua. "Aurel si putri duyung," balasnya.

"Karena?"

Overthinking [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang