Mata Tara membulat mendengarnya. "Gila lo!"
"Hahaha, ya namanya juga kan pikiran gila Ra." Balas Hero.
"Biar apa nikahin nyokap sendiri?" tanya Tara penasaran.
"Biar dia move-on dari si Vinson bangke," ucapnya.
"Husssss, jangan gitu!" omel Tara membuat Hero terkekeh kecil.
"Terlepas dari itu lo belum suka sama gue Ra?" tanya Hero entah untuk yang keberapa kalinya.
"Nggak Varo!" kesal Tara.
Hero memandang wajah Tara yang tengah melihat ke langit yang mulai gelap. "Capek nggak si ra gue tanya gini terus setiap hari?" tanya Hero penasaran.
Tara menggeleng. "Lebih capek kalau gue terima lo, nanti harus nunggu lo, harus jaga komitmen terus harus siap patah hati."
Sepertinya overthingking Tara sudah sangat membuat gadis ini mati rasa. "Ra, gue nggak ada niat bikin cewek patah hati. Tentang hubungan kita dan pacar gue? Pacar gue yang minta dan hati gue setuju jadi dia nggak sakit hati Ra."
"Masa si?" tanya Tara lalu menoleh pada wajah Hero.
"Yes, apa alasan gue bohong?" tanya Hero. Membuat Nasa senang dengan menjadikan Tara pacarnya adalah hal yang sekarang ingin Hero lakukan.
Pandangan Tara kembali pada senja. "Berarti gue yang bakalan kaya gitu."
Yang Tara maksdu adalah mematahkan hati Hero. Nasa mungkin bisa diduakan tapi Tara tidak sekuat itu.
Wajah Hero terlihat kecewa mendengarnya. "Raaa kenapa si?"
"Apa lagi?" tanya Tara tanpa menoleh.
"Nyoba dulu deh pacaran sama gue, gimana?" tawar Hero. Apa-apaan tawar menawar.
Mendengar itu Tara tertawa hambar, "Nyoba? hidup gue ini sekali dan lo mau pake hati gue buat percobaan? Pemaksa!"
"Keras kepala!" kesal Hero sambil menjulurkan lidahnya.
"Soal pacar gue, lo mau tahu tentang dia Ra?" tanya Hero setelah lama terdiam.
Tara menggigit bibir bawahnya, jujur ia sangat ingin tapi gengsi. "Nggak," kilahnya.
Jawaban Tara terdengar sangat ragu, Hero terkekeh kecil mendengarnya. "Gue nggak tahu ra apa yang dia pikirin, nggak tahu bukan berarti gue nggak cinta atau masa bodo sama dia tapi dia susah buat dimengerti, yang paling dia yakin kalau yang bakalan bersama nantinya itu gue sama lo, bingung nggak si Ra?"
"Cewek lo kenal gue?" tanya Tara.
"Kenal gue juga," balas Hero.
"Bodo amat!" kesal Tara. Jelas kenal Hero orang mereka berpacaran.
"Matanya Ra indah banget, cantik deh," ucap Hero.
"Siapa yang mau tahu," kesal Tara. Rasa kesal itu tiba-tiba saja datang saat Hero memuji gadis lain.
"Jujur deh Ra, lo suka gue kan?" tanya Hero lalu menatap wajah Tara dan Tara menatapnya balik.
"Kalaupun gue suka lo kita bakalan berakhir tragis seperti princess Aurel, Hero ... gue tahu lo sama cewek lo punya rencana buat ngejebak gue," balasnya dengan wajah serius.
"Ngejebak?" tanya Hero bingung. Jujur Hero hanya ingin Tara bangkit dari masa kelamnya dan soal perasaan ini nyata walau awalnya hanyalah perintah.
Kepala Tara mengangguk, alis Hero bertautan. "Apa? nggak ada Ra gue ini--"
"Bawa gue ke goa yang berisi raksasa dan--"
"Gak! udah itu nggak Ra, plis gue bukan Ibu peri yang ngerti cerita raksasa dan goanya," sekat Hero dengan wajah panik. Tara tertawa puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overthinking [END]
Teen FictionOverthingking adalah keadaan dimana manusia berpikir secara berlebihan sehingga bisa menyebabkan takut akan masa depan yang belum terjadi, hanya orang kuat lah yang bisa tidak meragukan hal itu dan aku bukalah manusia kuat tersebut, sialnya lagi ak...