7.Ayo pacaran

318 27 1
                                    

Sudah satu Minggu bahkan mungkin lebih Hero mengganggu Tara, kepala Tara sampai pening didekati orang setengah waras seperti Hero.

Malam ini sesudah Hero menjenguk Nasa ia langsung pulang kerumah, di rumah ternyata Farel yang merupakan Ayah tiri Hero sudah pulang. Hero memeluk layaknya pada ayah kandung sendiri.

"Kapan pulang yah, naik pesawat kita yang mana?" tanya Hero. Biasa anak ini pada siapaun selalu bergurau. Farel duduk di sofa keluarga bersama Istrinya.

Ia mengedipkan mata pada Hero. "Biasa itu pesawat yang pramugarinya mantep-mantep," bisiknya balas bergurau tapi Rain masih bisa mendengar.

"Oh gitu ya mas?" Tanya Rain pura-pura merajuk.

"Hahaha, nggak papa yah kalau diusir sama Bunda ke kamar aku aja," balas Hero lalu bangkit menuju kamarnya.

"Hero!" Panggil Farel. Hero langsung kembali mendekati Ayahnya, ia sopan tak seperti Rigel.

"Kenapa yah?" tanya Hero.

"Itu kamu kan suka hodie kemarin ayah sengaja berkunjung di distro langganan kamu buat beliin kamu sama Rigel, dicobain dulu," ucapnya. Hero tersenyum lebar dan mengambil hodie itu, kebetulan sekali hodie yang kemarin-kemarin masih disita Bu Melani.

"Waduh cakep banget ni kaya dopetnya mas Farel." Puji Hero membuat ayahnya tertawa puas.

"Mukanya dong ro masa dompetnya!" ralat Rain.

"Ah wajahnya mah jangan ditanya!" ucap Hero.

"Ganteng?" tanya Farel.

"Lewat," balas Hero dengan wajah meyakinkan Farel sudah tahu anaknya ini.

"Iya Ro lewat doang kagak ngopi," balasnya.

"Hahaha!"

"Tapi Adik kamu nggak dibeliin katanya yang bagus ya cuma ada satu, kasihan Rigel dia juga suka pakai hodie kan kesekolah kan Ro?" Rain terlihat sedih.

Senyum Hero langsung luntur, ia mengusap hodie tersebut dan mengembalikannya pada Rain. "Buat Rigel aja lah ini," ucapnya mencoba tersenyum. Pasalnya Hero mengalah bukanlah sekali dua kali tapi sudah sangat sering. Farel tahu senyum Hero bohong sebab yang lebih suka memakai hodia ya Hero bukan Rigel.

"Hei udah buat kamu aja, lagian anak itu belum datang," ucap Farel.

Hero menggeleng lalu ia menaruh tangannya di dada. "Abanggg." Ucapnya. Itulah kata andalan Hero bila ia harus mengalah sebab Abang lebih tua. "Hero mandi dulu, bau asem," lanjutnya lalu berjalan ke kamar.

"Serius kamu Ro?" Tanya Farel masih sedikit ragu.

"Udah lah mas nggak papa, ini buat Rigel aja," balas Rain yang masih bisa terdengar Hero.

Ucapan Rain membuat hati Hero sedih, kadang tindakan sekecil ini yang menyakiti hati seseorang, mungkin bagi mereka tidak. Tapi berbeda bagi yang merasakannya.

Nasa🪐❣️:
Ya plis ya Herooo kuuuuuu!!!🥺

Membaca pesan itu membuat Hero kesal, ia pasrah kalau Nasa sudah memohon seperti ini, mau tak mau besok ia akan melakukan kemauan Nasa.

Overthinking [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang