12.Menghilangkan

232 21 0
                                    

"Gue nulis tapi lo jangan liat!" ucap Tara.

Hero tersenyum penuh arti dan membuat Tara curiga. "Ngapain senyum?!"

"Lo pasti mau nulis ngilangin ke galak-kan lo ke gue kan, biar kita bisa kerja sama?" Tara memutar malas bola matanya.

"Jangan harap!" balas Tara sewot. Mereka berdua menulis.

Yang Tara tulis adalah:

Tolong hilangkan semua rasa sakit ini, jika memang diriku sendiri penyebab sakitnya maka hilangkan lah aku.

Sedangkan yang Hero tulis adalah:

Hilangkan segala rasa sakit Nasa dan Altara karena diantara kedua orang itu aku mencintainya.

Hero memang masih belum bisa mengartikan rasa apa yang ia punya pada Tara, tapi Nasa yakin jika pacarnya ini bisa suka pada gadis berwajah datar itu.

"Udah?" tanya Hero. Tara mengangguk. "Ayo gulung nanti kita lemparin ke api," ucapnya yang langsung dilakukan oleh keduanya.

Api itu membakar kertas yang mereka tulis, Hero sedikit penasaran apa yang Tara tulis tapi bagaimana sudah terbakar.

"Tunggu," ucap Hero dan Tara langsung menahan tangan Hero.

"Jangan tinggalin gue!" balas Tara dengan wajah takut. Hero menoleh pada tangannya yang dicekal oleh Tara dan ia tersenyum manis, Tara yang menyadari itu langsung melepaskannya. "Jangan ge-er! ini hutan dan bisa aja ada hewan buas," lanjutnya.

"Hewan mana yang berani makan lo?" tanya Hero membuat Tara langsung membuang muka malas. "Hahaha, bercanda gue. Plis lah jangan terlalu tegang kita ini bukan sedang sidang pari purna, tapi sidang membangun ikatan cinta."

"Cukup," balas Tara dengan wajah menahan kesal.

"Sebenernya di deket sini ada rumah," jelas Hero membuat alis Tara terangkat satu. "Iya rumah paman gue yang kerja di hutan sini, gue juga ngelakuin ini semua dibantuin dia, jadi tenang aja kawasan ini aman Altaraaaa."

Tara mengigit bibir bawahnya ia tetap saja takut bila di tinggal sendiri disini. "Janji deh gue nggak lebih dari lima menit," lanjut Hero yang mengerti ketakutan Tara.

"Oke," balas Tara. Hero tersenyum simpul lalu tangannya mengusap lembut puncuk kepala Tara.

"Tunggu," ucapnya.

Usapan lembut itu membuat hati Tara tersentuh, hati tak bisa bohong ia merasakan senang yang selama ini sudah lama hilang.

"Gue cuma terbawa suasana," ucap Tara meyakinkan diri sendiri. Benar saja Hero datang cepat dengan membawa dua selang yang mengeluarkan air.

"Ayo siram!" ucapnya dan Tara menerima selang itu, jujur Tara paling suka bermain air rasanya sejuk.

Perlahan api itu mulai redup karena terkena siraman air selang dari mereka berdua. Senyum itu, senyum yang baru ini kali ini bisa Hero lihat. Ya, Altara Cassandra Imanuel Luis tersenyum dan ah, detak jantung Hero rasanya langsung tak aman.

Mungkin karena terlalu sering memasang wajah masam jadi sedikit berbeda saat tersenyum, berbeda dengan Nasa. Gadis itu selalu tersenyum lebar sampai ada kerutan di ujung bibirnya, apa lagi jika sudah disatukan dengan Hero tak sedetikpun Hero melihat kesedihan pada Nasa, kecuali saat gadis itu membahas tentang Altara.

Byurrr!

"Altara!" Ucap Hero yang terkejut saat wajahnya Tara siram.

"Mata lo genit," balas Tara yang bisa melihat Hero memperhatikannya lewat ekor mata.

Overthinking [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang