Detak jantung Tara langsung tak karuan. Sialanya Tara selalu tidak bisa berontak bila didekati seperti ini. "Karna gue tuan rumah!" balas Tara lalu mendorong dada Rigel agar menjauhinya.
Masa bodo dengan ucapan Tara Rigel langsung mengetuk pintu dan Stela membukanya, sudah dua laki-laki tampan datang ke rumah ini, Stela senang artinya Tara ada yang suka. "Temannya Tara ya?"
Wajah dingin itu berubah jadi ramah, Rigel tersenyum manis sampai Tara ternganga sebab itu adalah perdana Tara bisa melihat senyuman itu terukir dari bibir Rigel. "Iya Tan, kebetulan mau ngerjain tugas bareng," kilaahnya membuat Tara emosi.
Tugas? bahkan mereka tidak satu kelas. Dasar hantu. "Ayo Tara teman mu ajak masuk," kata Stela.
"Tapi-"
Dengan cepat Rigel merangkul Tara dan masuk ke dalam rumah, senyum itu masih Rigel perlihatkan sampai mereka di ruang tamu. "Duduk dulu ya Tante buatin minum," kata Stela. Tara mengerutkan bibirnya.
"Iya Tan, makasih Tante," kata Rigel yang sudah duduk di sofa.
"Apa si tujuaan lo?!" bentak Tara.
"Ganti baju sana," balas Rigel yang kembali memasang wajah dingin.
"Nggak mau, ngapain ngatur-ngatur?" tanya Tara dengan wajah sinisnya.
"Oh mau gue yang pakain bajunya?" tanya Rigel dengan watadosnya dan Tara langsung berdiri.
"Diem!" kesal Tara, Rigel terkekeh kecil setelah Tara pergi.
Tak lama Stela datang dengan membawa dua jus mangga, di kulkasnya banyak sekali mangga. "Suka mangga kan?" tanya Stela.
Wajah Rigel kembali tersenyum. "Suka Tan," balasnya basa-basi.
"Tara suka banget mangga, di kulkas sampai banyak mangga," kata Stela.
Rigel tersenyum manis. "Oh pantes wajahnya manis," balas Rigel yang jujur dari hati.
Tara yang menguping percakapan itu bergaya muntah, pintar sekali Rigel aktingnya. "Dasar!" kesal Tara.
"Kalian mau kerkom?" tanya Stela lagi. Rigel menganggukan kepalanya.
"Lho kok kamunya nggak bawa tas?" tanya Stela membuat Rigel panik sendiri. Tara tertawa puas melihat ekspresi itu, ia pun berjalan sambil pura-pura tak tahu apa-apa.
"Makasih ya Bi jus nya, sekarang aku mau ngerjain dulu tugas," kata Tara menyelamatkan Rigel. Rigel mengangguk.
Stela bangkit dari duduknya, sebenarnya Stela dari awal tahu jika Rigel hanya modus, masa iya kerja kelompok hanya dua orang. "Yaudah bibi ke kamar dulu ya Tara." Ucapnya yang dibalas anggukan oleh keduanya.
Tara mengambil jus buatan Stela, Rigel tahu Tara tengah menahan tawa. "Ketawa aja kali," ketus Rigel.
"Sama-sama," kata Tara berharap Rigel akan mengatakan terimakasih sebab telah dibantu oleh Tara.
"Gue nggak minta dibantu," kata Rigel.
Tara mengangguk malas, berdebat dengan Rigel tak seseru Hero. Jelas sebab Hero mempersiapkan kata-kata terlebih dulu. "Minum," kata Tara.
Rigel mengambilnya. "Tadi bibi lo?"
Mata Tara menoleh pada Rigel. "Menurut lo?"
"Paman," balas Rigel kesal. Pertanyaan malah dibalas pertanyaan.
Tara berdecih kesal. "Udah, ngapain?" tanya Tara ingin tahu tujuan Rigel.
"Lo suka mangga karena gue hari itu?" tanya Rigel saat sudah meminum jus buatan Stela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overthinking [END]
Ficção AdolescenteOverthingking adalah keadaan dimana manusia berpikir secara berlebihan sehingga bisa menyebabkan takut akan masa depan yang belum terjadi, hanya orang kuat lah yang bisa tidak meragukan hal itu dan aku bukalah manusia kuat tersebut, sialnya lagi ak...