2.Cinta pertama

867 47 2
                                    

Hero Aldevaro Vinson, itulah nama lengkap laki-laki gila yang suka membuat orang-orang pening dibuatnya. Sekarang kita berkenalan dengan dia. Hero dan Rigel bukanlah adik kakak kandung tetapi tiri, masa kelamnya Hero lahir dari Ibu yang hamil muda di luar nikah tanpa suami, sampai detik ini Hero tak tahu bahkan tak pernah bertemu dengan Ayah kandungnya. Alhasil Rain yang merupakan Ibu kandung Hero memilih memisahkan diri di Bandung, pasca selesai melahirkan Hero Rain melanjutkan pendidikannya menuju jenjang kuliah. Ya, dulu waktu mengandung ia memang memilih sekolah paket. Beranjak Hero umur enam tahun Rain bertemu dengan Farel yang merupakan Ayah kandung Rigel di kampus, mereka saling akrab dan bertukar cerita.

Kesimpulan yang Rain dapat mereka sama, tak memiliki pasangan dan beranak satu. Setiap pulang dari kampus pasti Farel mengajak Rigel ke rumah Rain untuk bermain sekaligus PDKT, tak tahunya Rigel nyaman dengan Rain dan dari situ mereka terbentuk menjadi sebuah keluarga kecil, sayangnya sedari kecil Hero dan Rigel sulit sekali akur karna mungkin sifat mereka yang sudah berbeda, dari dulu juga karena Hero dan Rigel berbeda satu tahun, Hero jadi merasa Abang ia akhirnya banyak mengalah, sampai sekarang. Yang terpenting bagi Hero adalah kebahagian Ibunya, lagi pula Farel selalu bersikap baik pada Hero maupun Rain, Rigel tak terlalu Hero masalahkan.

Sikap aneh Hero membuat Tara pergi meninggalkannya, dan tersisa ia dan Ibu Melani yang pulang akhir. "Nah kebetulan ada anak baik, ayo buka hodienya!" ucap Bu Melani lantang.

"Yah Bu saya ini beli nyicil Bu di shopee," keluh Hero sambil membuka hodienya. Anak itu memang senang sekali memakai hodie atau yang lainnya.

"Kamu kira beli di warung segala ada acara nyicil!" omel Bu Melani sambil mengambil hodie Hero dan berjalan meninggalkan laki-laki malang itu. Sudah kena tampar, hodienya kena sita pula. Apes-apes.

Saat ia keparkiran mobil Rigel sudah tak ada, ah dari kecil anak itu memang tidak bisa dipercaya. "Duh mau marah tapi gue ganteng," keluh Hero sambil berjalan keluar gerbang. Jangan lupa, anak itu tingkat percaya dirinya tinggi. Ya, walaupun benar dia tampan.

TIN!

Suara klaskson mobil klasik toyota corolla dx keluaran tahun 90han milik bara itu berhasil membuat Hero terkejut, ia melihat ke arah bara dan tanpa basa-basi langsung memasuki mobil itu. "Ditinggal adik ya bos?" tanya bara yang sudah tahu itu. Dengan wajah masamnya Hero mengangguk. Bara memang tahu mengenai Rigel yang merupakan adik tiri Hero.

Hero mengeluarkan plastik yang Tara tolak mentah-mentah, ia berikan pada Bara. "Ditolak?" tanya Bara.

Asal kalian tahu kemarin setelah menguping Novia melabrak Tara. Hero dan bara pulang sekolah langsung meluncur menuju tempat kecantikan untuk membelikan Tara skin care, Bara tahu bahwa Tara adalah incaran Hero sejak pertama laki-laki itu pindahan.

"Obat bisul itu katanya," jawab Hero asal.

"Eh sialan lo, bukan bos!" kata Bara sedikit nyolot lalu membuka plastik itu. "Kenapa ada adem sari juga?"

"Mulut bau lo kan udah bikin temen-temen sekelas pingsan, ayolah men gue pengertian sama lo," balas Hero membuat Bara tertawa ngenes.

"Soal Rigel, lo nggak minta pisah mobil aja buat berangkat?" tanya bara sedikit serius.

Wajah Hero langsung murung, ia menunduk sedih. "Lo tahu bar gue orangnya segan kalau minta ke bonyok, dari dulu kan gue selalu kongsi-pacayyy sama Rigel." Jawab Hero lalu kembali ceria.

Bara tahu kesedihan yang terpancar dari raut wajah Hero. "Ya juga sih, tapi Rigel nengil. Mutilasi aja lah dagingnya lumayan buat bikin cilok borak," saran Bara. Kedua langsung tertawa renyah.

Tak terasa mobil bara telah sampai di depan rumah besar kediaman Hero, sebelum turun Hero memberikan pencerahan pada teman baiknya itu. "Men sebesar apapun masalah kita jangan lupakan kata-kata motivasi dari orang bisu...."

Overthinking [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang