5.Akhirnya

343 31 6
                                    

Soal kacamata Hero ditolak mentah-mentah oleh Tara, tapi ia punya seribu cara untuk mendapatkan gadis itu.

"Lho baru pulang?" tanya Rain. "Rigel udah makan habis satu piring lho Ro, ayo kamu makan." Hero mendekati meja makan. Disitu banyak sekali lauk.

"Kok nggak ada paha-nya Bun?" Tanya Hero.

"Dimakan si Rigel." Ucap Rain, padahal dia sendiri tahu Hero sangat menyukai ayam bagian paha.

"Hero?" Panggil Rain karena anaknya malah melamun. Hero tersenyum manis dan duduk di kursi makan, ia tak mau mengecewakan Bundanya.

Rain mengusap puncuk kepala Hero. "Makan yang banyak," balasnya lalu duduk di hadapan Hero.

"Perut ku bukan karung Bun." Balas Hero bergurau.

"Apa dong?"

"Plastik tapi yang ukuran besarnya," balas Hero.

"Hahaha, sama aja!"

"Gimana sekolah mu?" tanya Rain.

"Banyak PR, dan oh aku suka WC-nya," ucap Hero. Anak ini pada siapapun banyak bicara.

"Kenapa dengan WC- nya?" tanya Rain sambil menopang dagu melihat kearah putranya.

"Bagus nggak ada hantunya," balas Hero asal.

"Lho memang sekolah mu yang di Bandung ada hantunya?" tanya Rain.

"Banyak!" ucap Hero mengingat di sekolah sana banyak sekali anaknlaki-laki yang merokok di WC berbeda dengan di Baines.

"Kamu salah satunya?" tanya Rain membuat Hero tertawa puas.

"Anti rokok Bun aku," balas Hero sebab Rain mengerti apa yang anaknya ceritakan. "Sekolah bagus tapi kantinnya nggak bisa ngutang," lanjut Hero lalu memasang wajah sedih.

"Irit boleh ngutang jangan Hero." Ucap Rain dengan kata Hero yang sengaja ditekankan.

Rain pergi ke kamarnya setelah mengatakan itu, selesai makan pun Hero langsung masuk kamar dan mengetik pesan untuk Nasa, ia tersenyum lebar saat pesannya di baca.

My Hero🦸❣️:
Selamat bertemu Nasa-kuuu

My Hero🦸❣️:
Soal Tara, dia masih kaya moster. Tapi buat kamu aku bakalan taklukin dia.

My Hero🦸❣️:
Selamat beristirahat Nasa sayangku, luv u💓

Air mata Nasa turun saat membacanya, siapa yang tidak sakit diduakan? ia tidak lah sekuat yang kelihatannya.

"Ada masalah Nasa?" tanya Ibra yang merupakan Ayah kandung Nasa.

Gadis dengan bibir pucat itu menggeleng sambil mengusap air mata dengan senyum manisnya. "Besok Hero mau kesini," balasnya.

Ibra memeluk anak kesayangannya. "Dia pasti kangen sama kamu."

Jam sepuluh malam overthinking Tara kembali berjalan padahal kemarin pagi hatinya tergerak sedikit merasa bahagia. Jelas Hero menambah beban pikiran Tara. Kenapa ini, kenapa itu, kenapa dia, kenapa bisa. Pertanyaan semacam itu yang terus mengelilingi pikiran Tara sekarang, ralat mungkin setiap malamnya.

"Hero pasti punya tujuan tertentu, tapi apa?!" tanya Tara sambil meremas bantalnya menahan hasrat untuk berteriak.

Primily dan Rigel bertelponan sampai larut malam, membahas masa depan mereka berdua dan tak lupa anak yang ada dikandungan Primily, Rigel masih suka geli sendiri bila kekasihnya itu menyebut dengan embel-embel papi, tapi karna sayang ya Rigel membiarkannya.

Overthinking [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang