Kematian Nasa benar-benar membekas pada diri Hero, anak itu sekarang berubah menjadi dingin dan menutup diri. Bahkan ia juga menjauh dari Tara, jika ada Tara main kerumah Hero seperti menganggapnya tak ada, orang rumah seperti melihat dua Rigel di rumah ini, Hero yang mereka kenal sudah tak ada.
Kadang Tara merasa sedih, secuek itu sekarang Hero padanya, jangankan berbicara melihat Tara saja enggan.
Hubungan Tara dan Rigel semakin membaik, tak terasa hubungan mereka hampir satu tahun. Sebentar lagi mereka berdua akan naik ke kelas tiga dan Hero akan segera lulus.
Sekolah sudah kembali masuk dari beberapa bulan yang lalu, bahkan satu Minggu lagi akan diadakan ujian lagi. Waktu memang suka tak terasa.
Bara turut sedih melihat perubahan Hero yang sudah cukup berjalan lama ini, biasanya di kelas anak itu dan dirinya seperti orang gila yang kerasukan hantu, sekarang tidak ada lagi.
Orang-orang juga berhenti membully Tara sebab Rigel selalu ada di dekatnya. Sekarang Rigel dan Tara berada di kantin tengah melakukan sarapan.
"Kamu harus secepatnya keluar dari Amstrong gel, kamu tahu itu bahaya kan?" ucap Tara penuh harap. Ia hanya tak mau nanti Rigel menjadi korban.
"Aku juga dari kemarin mikirin caranya, nggak mudah Ra keluar dari sana apalagi tanpa alasan," kata Rigel.
"Jadiin aku alasannya!" balas Tara dengan penuh penekanan, ini sudah berkian kalinya Tara membicarakannya tapi tak pernah Rigel laksanakan, padahal aslinya Rigel memikirkan caranya sampai kepalanya pening.
"Itu nggak cukup kuat ra." Ujar Rigel. Tara menghela nafas.
"Aku cuma khawatir sama kamu," kata Tara dengan bibir mengerut nya.
Rigel tersenyum tipis melihat ke khawatiran pacar nya ini. "Aku bakalan usahain lagi," kata Rigel.
Pulang sekolah setelah mengantar Tara Rigel langsung ke basecamp Armstrong, ia kembali beroperasi menjual paket, sejujurnya ia akhir-akhir ini tengah sibuk menjual paket, Rigel sudah mengajukan permintaannya untuk keluar tapi Calvin meminta syarat dan syarat itulah yang membuat sekarang Rigel sibuk.
Calvin berdecak kesal, tengah sangat jaya anak itu malah keluar. "Dalam kurun waktu satu bulan satu dus habis, lo bener-bener boleh keluar. Setuju?"
"Oke!" balas Rigel.
Malam harinya Rigel sibuk mengabari ini dan itu kepada pembelinya sampai lupa bahwa ia telah mengabaikan Tara.
Ini mungkin kali pertama Tara curiga pada Rigel, anak itu jika malam selalu saja sibuk sendiri. Tara sudah coba membuang pikiran negatifnya tapi tetap saja datang kembali pikiran negatif, tak tahu saja Rigel sibuk demi Tara.
Hero tengah membantu Rain masak malam, ah Rain senang akhirnya ia bisa kembali melihat senyum Hero walau sangat tipis sekali. "Aku yang potong sayurnya ya Bun?" tanya Hero.
Rain mengangguk lalu tiba-tiba saja bel berbunyi, "aku yang buka Bun." Hero melangkah menuju pintu rumah.
Dia terdiam kala melihat siapa yang datang. "Va-va-ro ... Rigel ada?" tanya Tara.
Kalau dulu Hero akan meralat namanya sekarang tak akan ia lakukan. "Ada," singkatnya lalu berjalan kembali menuju dapur.
"Sayang!" kata Rain kala melihat Tara.
"Bunda!" balas Tara tak kalah senangnya. Rain mengajak Tara duduk di sofa.
"Rigel ada di kamar, kamu mau panggil kesana? bunda lagi masak, nanti kita makan malem sama-sama, oke?" ucap Rain. Tara mengangguk lalu berjalan ke kamar Rigel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Overthinking [END]
Genç KurguOverthingking adalah keadaan dimana manusia berpikir secara berlebihan sehingga bisa menyebabkan takut akan masa depan yang belum terjadi, hanya orang kuat lah yang bisa tidak meragukan hal itu dan aku bukalah manusia kuat tersebut, sialnya lagi ak...