17

604 80 40
                                    

"Sorry berantakan" ucap Adam saat ia membuka pintu dan menunjukan kekacauan di dalam ruangannya, Adam bukan tipe yang rapi terlebih jika menyangkut baju kotor tapi ia orang yang cukup bersih, sangat bersih jika di bandingkan dengan Venus.

Ada sebuah figura kecil di samping Tv, wajah Adam dan seorang perempuan yang Venus perkirakan bernama Marsha menghiasi figura dengan ornament mawar itu. Ada 2 gelas kotor dan sekotak pizza yang sudah kosong di meja, sebuah jaket milik perempuan tergantung di pinggir sofa, sepatu berwarna pink putih berada di rak berdampingan dengan sepatu kets hitam milik Adam.

Venus bukan penggemar pink dan ia juga baru datang ke apartment ini tak kurang dari 3 menit yang lalu jadi, jangan berpikiran positif dengan segala kemungkinan indah tentang hubungan Venus dengan sepatu itu, seperti pemiliknya, ia pun sama asingnya dengan sepatu itu.

"Ini kamarku" ucap Adam "Ada beberapa baju perempuan disini... Marsha ngga akan masalah kalau kamu pinjam sepasang-"

"Boleh aku pinjam baju kamu aja?" tanya Venus.

Ekspresi terkejut terlihat begitu jelas di wajah Adam namun Venus tak mengucapkannya karena keceplosan, ia bersungguh-sungguh dengan pertanyaannya. "Uhm, kamu mau- aku ngga masalah tapi aku pikir kamu mungkin merasa ngga nyaman kalau harus pakai bajuku..."

Venus mengangguk, ia melewati Adam dan mengambil baju dan bokser milik Adam dari lemarinya "Akan lebih ngga nyaman kalau aku pakai baju orang yang ngga aku kenal, seenggaknya kita teman, jadi ini cuma akan sedikit ngga nyaman, kan?" tanya Venus sambil tersenyum.

Adam mengangguk, mengucapkan kalimat paling menjengkelkan di dunia sejak Dinosaurus punah "Ya, kita teman"

***

Melihat Venus tersenyum, seperti melihat buah pisang di meja makan saat ia pulang dari Kantor dengan perut kosong, mendengar Venus tertawa membuat Adam merasa tengah membuat gigitan sempurna di buah Apel seperti logo Apple, setiap kata yang Venus keluarkan saat ia bercerita seperti memakan kuaci, tak peduli seberapa menjengkelkannya ia mengupasnya, ia hanya tak bisa berhenti dan merasakan kehadiran Venus di belakang tubuhnya saat ia menyiapkan minuman untuk mereka dan berbalik hanya untuk melihat Venus dengan pakaian miliknya, seperti Setan cantik baru saja mengulurkan buah kuldi di depan matanya dan menggoda Adam untuk mencicipi manis nya buah terlarang itu.

"Apa yang kamu buat?" tanya Venus, Adam bersumpah melihat semburat pink muncul di pipi Venus saat ia memergoki Adam menganga melihat penampilannya.

"A-aku..." Adam berdeham saat menyadari betapa seraknya suaranya "Aku buat teh, kamu mau?"

Venus tersenyum geli "Teh? Aku ngga yakin aku mau minum teh jenis apapun setelah baju dan celanaku basah karena ketumpahan teh" ucap Venus.

Betul.

Adam menganga nampak linglung sebelum tertawa "Aku akan buatkan kamu minuman lainnya"

"Ngga perlu" ucap Venus cepat "Aku jemur bajuku di balkon, tadi habis ku cuci sudah ku keringkan jadi balkon kamu ngga akan basah, mungkin cuma ada sedikit tetesan air, tapi aku janji akan bersihkan, aku bersumpah"

Adam tertawa "Ngga perlu, aku jarang ke balkon kecuali kalau mau ngero- melakukan sesuatu yang mengurangi umur" ralat Adam.

Venus tersenyum namun tak mengatakan apa-apa. Adam sedikit merasa kecewa, ia merasa seperti anak kecil yang merindukan omelan Mamanya.

"Kamu mau makan dulu? Aku agak lapar"

Venus berjalan ke arahnya "Kamu mau masak?"

"Ya, aku jarang beli makanan, aku mau buat omelette kamu mau?"

EarthriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang