Adam telah memiliki daftar panjang apa saja yang ia butuhkan untuk membuat rencana indah nya terlaksana dengan sempurna, sempurna mungkin kedengaran berlebihan, sebut saja terbaik... yah, bisa... bisa... seingat Adam ia tak pernah seniat ini dalam melakukan sesuatu yang tak menghasilkan uang, ia paling ogah menggunakan otak nya secara maksimal jika itu hanya berkaitan dengan kebutuhan pribadinya.
Namun, siang ini Adam menemukan dirinya duduk di meja kerja nya dan membuat daftar yang tak pernah ia buat atau membayangkan suasana yang biasanya akan membuat ia muntah dalam ke-cringean...
Adam tak mencoba menunjukan mana cinta yang lebih besar ia berikan kepada seseorang, tak peduli seberapa besar ukurannya (Dan Adam tak hanya bicara soal cinta) yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menghargai perasaan itu.
"Selamat siang Pak Adam"
"Siang Dewa, kurang formal lo"
Dewa tertawa "Maklum ditelpon sama anaknya Bos"
Giliran Adam yang tertawa, Dewa lebih tua 4 tahun darinya dan ia sudah menjadi Manajer di Restaurant milik Keluarganya sejak 3 tahun yang lalu.
"Malam minggu nanti kira-kira bisa ngga, gue pake tempat lo, kalau ngga bisa serestaurant, gue minta bagian kirinya yang kena taman, bisa ngga?"
"Buat apa? malam minggu biasanya sih rame, kalau minta serestaurant ngga bisa soalnya ada yang udah mesen juga beberapa meja buat reunian gitu, bagian kiri bisa gue kasih lo tapi cuma sekitar 5 meja aja bisanya"
"Yaudahlah ngga papa, lo tutup ya tempatnya, gue mau ada acara pribadi soalnya"
"Pribadi apaan lo? kalau mau pribadi pergi ke pulau pribadi, 5 meja itu dikit banget space nya Dam, buat acara apaan sih? lo mau pdkt sama Valerie lagi ya?"
"Gue mau kawin, pokok nya lo siapin aja deh, gue kasih daftar apa aja yang gue mau dan lo siapain ya?"
"Anjir, kawin sama siapa? beneran nih balikan sama Valerie, wah mantap nih"
"Gue ngga balik sama Valerie, oh ya, lo pesenin lagi gue Wildflower kemarin, lebih besar dan lebih banyak, kira-kira 30-an lah"
"Siap-siap gue pesenin, tapi seriusan nih bukan sama Valerie? Sama siapa nih? Gue kenal ngga?"
"Lo ngga kenal, nanti juga lo lihat, pokoknya lo siapin yang bagus-bagus, kasih lilin, lilinnya jangan lilin ngepet tapi lilin yang wangi itu, dan lo dekor pake warna biru langit, jangan siapin alkohol atau wine"
"Ok, ada lagi?"
Adam berpikir "Dia suka warna azure dan sesuatu yang sederhana tapi indah, buat yang kayak gitu tapi jangan kelihatan terlalu sederhana tapi juga jangan terlalu kelihatan mewah, dia ngga bakal suka... lo ngerti maksud gue kan?"
"Ngerti-ngerti, sederhana tapi berkesan?"
"Ya, gitu maksud gue!"
Dewa tertawa "Gue jadi penasaran siapa sih cewek yang mau lo bawa"
Adam menunduk, menatap kertas yang ada di bawah sikunya dan pulpen yang masih berada di tangannya, ia tersenyum saat melihat nama Venus tertulis di atas kertas.
"Entar juga lo bakal liat" ucap Adam.
***
Adam menatap pantulan dirinya di rear view dan tersenyum psikopat dengan menunjukan gigi-giginya, ya, Adam sedang gugup, malam ini rencana yang telah selama seminggu ini ia susun berulang kali dan ia bongkar susun hanya untuk membuat dirinya merasa sedikit lebih tenang sampai hari H tiba akhirnya selesai, ia hanya perlu melihat hasil nya.