Can we always be this close forever and ever?
Taylor Swift - Lover❤
Mereka kembali ke gedung pernikahan saat pukul 7 malam, telah banyak tamu yang datang dan rendang telah habis hanya tersisa lengkuas, ini pertanda kalau acara ini telah mencapai puncak nya.
Penyanyi indie yang Adam undang dan ia klaim gratis padahal bayar itu sedang bernyanyi, ia harus membayar hampir 5 kali lipat agar 2 penyanyi indie yang ia agung-agungkan di depan Venus tak menyukai uang itu mau tampil dengan jadwal mendadak seperti ini, ia juga memberikan hadiah tiket honeymoon ke Eropa untuk Hugo dan pengantinnya dengan tiket kelas eksekutif.
Tapi Venus tak mengetahui semua itu, yang ia tau penyanyi itu baik, rendah hati dan tidak membuat Adam kesal dengan terus-terusan menolak untuk tampil –tidak sampai Adam mengajukan angka fantastis- dan ia juga tak tau jika Adam memberikan Hugo hadiah tiket Honeymoon, yang Venus tau ia membelikan 1.000 souvenir itu sebagai hadiah, ia bahkan tak tau kalau souvenir itu berharga 100 kali lipat lebih mahal di banding harga yang ia sebutkan, karena souvenir itu sebenarnya milik orang lain yang Adam rebut dengan membayar harga 10 kali lipat dari harga aslinya agar si pedagang berhenti mengoceh soal loyalitas pada pemesan pertama.
Saat musik ceria berputar Venus, Adam beserta banyak undangan lainnya ikut menari bersama, yang menjadi penyanyi kini seorang tamu laki-laki, ia nampak berada di usia 50 tahunan dan memiliki hobi merokok, terlihat dari bibir hitam dan perut membuncit nya.
Ia menyanyikan lagu-lagu hits tahun 90-an membuat beberapa tamu berdiri dari tempat duduknya dan menari bersama, begitu pula dengan Venus dan Adam meski keduanya tak mengetahui satupun lagu yang sedang dinyanyikan namun mereka hanya mencoba untuk menikmati suasana ceria ini.
Venus memutar tubuhnya dengan tangan Adam yang menggenggam tangannya di atas kepalanya, cahaya lampu bersinar di wajah keduanya saat tawa menghiasi bibir masing-masing.
Sesuatu yang indah dan menggembirakan tercipta di atas kepala mereka seperti awan cumulonimbus berwarna pink yang melindungi mereka dari segala hal buruk dan masa lalu keduanya. Seperti semua yang telah berakhir, dimulai kembali.
Tarian gila mereka berhenti saat musik yang berputar berganti menjadi musik yang selama 2 tahun ini telah menjadi mars perpisahan bagi Venus, liriknya begitu manis untuk dibaca namun memori saat lagu itu dimainkan begitu pahit bagi Venus.
Venus melihat ke panggung dan menyadari Bapak berperut buncit itu telah ditarik paksa turun oleh Istrinya dan kini perempuan muda bergamis coklat menggantikan posisinya.
Venus menyadari lagu sedih dengan video yang sedih tak ada apa-apanya dibandingkan lagu melow romantis dengan video manis. Mata Adam dan Venus bertemu cara mata mereka saling menatap seperti sedang bertanya "Apakah kamu mengingat lagu ini?" ini terlalu menyakitkan untuk bertanya secara langsung karena itu keduanya tak mengucapkan sepatah katapun untuk beberapa saat dan membiarkan musik terus mengalun dan pasangan di sekitar mereka mulai membentuk lingkaran dan melakukan apa yang seharusnya pasangan lakukan saat musik indah mengalun, berdansa.
Adam mengulurkan tangannya pada Venus "Shall we dance?"
Venus menatap uluran tangan Adam, terkadang kita berpikir kita telah merelakan segala hal yang terjadi dalam hidup kita dan berpikir kita telah berhasil move on dan berada pada tahap dimana masa lalu hanya harus dikenang dan bukannya disesali tapi mendengarkan lagu yang sama di momen yang sama menarik Venus ke dalam memori lama yang ia pikir telah ia relakan, malam dimana Adam melepaskannya untuk gadis lainnya dan memaksanya untuk move on darinya setelah 10 tahun mencintainya, tak peduli bagaimanapun caranya.
Tapi terkadang hidup memberikanmu lemon dan yang bisa kamu lakukan adalah membuat lemon tea, Adam bisa menjadi sekecut lemon dan momen ini bisa menjadi sepahit teh tawar tapi Venus tau keduanya memiliki manfaat yang begitu besar bagi hidupnya.
Venus mengambil racikan lemon tea itu semata-mata untuk mengobati dirinya, ini terasa menyenangkan, merasakan tangan Adam berada di pinggangnya dan mata yang hanya tertuju padanya, cara ia melakukannya begitu tulus hampir sama seperti 2 tahun yang lalu sebelum Adam menjatuhkan bom ke kepala dan hatinya.
Venus tak berbohong saat ia mengatakan jantungnya masih berdetak kencang saat berada di posisi ini, di situasi ini bersama dengan lelaki ini. Ia merasa dianugrahi juga dikutuk.
"Jangan marah kalau aku injak kaki kamu" canda Venus.
"I won't" ucap Adam.
"Sepatu ku juga kotor, jangan marah kalau kotorannya kena celana mahal kamu"
"I won't"
"Just for your information, aku tadi belum cuci tangan habis makan kue, jadi jas mahal kamu juga pasti bau kue"
Adam mengangguk "Ngga masalah"
"Badan ku juga bau rendang, aku ngga janji bau nya ngga akan nular ke kamu kalau kita berdiri dengan jarak setipis ini"
"Ngga masalah" ucap Adam sambil tertawa.
"Aku jadi takut tau kalau kamu jadi setenang ini" ucap Venus "Kamu biasanya selalu membesarkan hal-hal kecil"
Adam tersenyum "Aku cuma lagi menikmati acara ini, tenang aja aku akan kembali normal setelah acara nya selesai"
"Memang nya kamu ngga pernah ke undangan rakyat biasa sebelumnya?" tanya Venus, Adam kemungkinan hanya pernah datang ke acara pernikahan golongan berdarah biru dan bergigi berlian.
"Pernah, aku cuma merasa ini sedikit berbeda"
Venus menatap ke sekeliling dan mengangguk setuju "Ini seperti perpaduan modern dan jadul, dimana ada penyanyi utama dan tamu yang berebut mic, souvenir nya lebih mewah dibanding makanannya dan aku suka semua bunga yang ada di setiap sudut ruangan, wildflower" ucap Venus dengan nada takjub dan mata berbinar, dan Adam tak mampu melepaskan matanya dari pemandangan indah itu.
"Apa?" tanya Venus sambil tersenyum saat merasakan mata Adam yang menatapnya lekat.
"This should be our wedding, you know?" ucap Adam serius meski bibirnya tersenyum. Venus nampak terkejut untuk sesaat sebelum senyum yang muncul di bibirnya berubah menjadi tawa.
***
Voment and i'll be a happy girl.
Follow my ig : Versusminusw
masih bocah aku tuh waktu nulis ini... hehe have a good day everyone