.
Adam melamun saat Venus masuk ke dalam ruangannya dengan nafas terengah dan tenaga tersisa 3%, ia mengelap keringat tak kasat mata di dahinya sebelum mendudukan pantatnya di kursi empuk dalam ruangan VVIP ini.
"Kamu mau minum?" tanya Venus.
Adam menatapnya lalu mengangguk samar, ia nampak lemah namun tak sepucat tadi. Venus mengambil air mineral gelas di samping nya dan membantu Adam untuk meminumnya.
Mata Adam turun ke jari Venus yang menggenggam gelas, tubuhnya kaku di tangan Venus. Venus menaruh bantal di belakang tubuh Adam dan membiarkan nya minum, diam-diam memperhatikan bagaimana jakunnya bergerak naik dan turun saat ia menelan airnya.
"Venus!" pintu ruangan Adam tiba-tiba terbuka, Andrew masuk ke dalam, tampak sedikit ngos-ngosan. "Lo ngga tau ini isi nya apa!" Andrew mengangkat kotak di tangannya ke depan wajah Venus.
Venus menaruh telunjuknya di bibir Andrew untuk menyuruhnya diam "Ssssttt, ada pasien sakit disini"
Andrew mengernyit dan melihat ke atas brankar, tempat dimana Adam terduduk lemah, "Lo sakit apa?" tanya Andrew.
"Kata Dokter dia ngga sakit apa-apa, mungkin dia cuma kecapekan" Venus menjawab pertanyaan Andrew untuk Adam.
"Lo kecapekan habis ngapain?" Andrew duduk di samping Venus "Tadi lo baik-baik aja"
"Sakit, kelahiran dan kematian seseorang itu ngga mengenal waktu Andrew" ucap Venus bijak.
Andrew kembali menatap Venus, matanya menyipit "Kalian... kenapa kalian bisa ada di 1 tempat yang sama di waktu yang sama, jangan bilang ini kebetulan, gue bukan Andrew yang dulu yang bisa kalian begoin" Andrew melipat tangannya di dada, menatap Adam dan Venus bergantian.
"Itu... kami memang ketemu secara ngga sengaja, waktu aku mau pulang dari rumah Lidya aku ketemu Adam di depan pagar, dia bilang dia juga mau pulang... singkat cerita kami pergi ke kafe untuk mengobrol sebagai teman lama" Andrew memberikannya tatapan skeptis saat Venus menyebut kata teman lama namun Venus memilih untuk tetap melanjutkan kejujurannya "Dan tiba-tiba Adam sakit, makanya aku antar ke Rumah sakit"
"That's bit weird" ucap Andrew dahinya mengernyit, ia melirik Adam dengan mata menyipit "Lo juga mau pulang? Lo yakin lo sudah datang dari tadi?" sindir Andrew.
Adam yang sedang berbaring hanya mengucapkan "Apa" tanpa suara dengan wajah songong nya.
Andrew menghela nafas "Terserahlah, gue ngga punya tenaga buat gali kebohongan lo, gue buru-buru kesini setelah Venus nelpon gue dan karena gue ngga punya kendaraan gue terpaksa harus naik gojek"
Venus mengambil air mineral di meja dan memberikannya pada Andrew "Kamu mau minum?"
"Thanks"
"Kenapa kamu ngga nelpon teman-teman perempuan kamu untuk jemput kamu?" tanya Venus setelah Andrew menutup kembali botol air mineral nya.