8 Hari pertama.

6.8K 749 12
                                    

(BELUM REVISI)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

1

2

3

Happy birthday to my self ☺
Hari ini author ulang tahun, jadi author tengah berbaik hati, untuk melanjutkan cerita HDHB ini.

InshaAllah setelah, ini author akan rajin up sebanyak dua hari sekali ya, gaes.

Jangan bosan ya dengan cerita ini, karena author sudah menyiapkan kejutan-kejutan, dan teka-teki di dalamnya.

28 Agustus juga hari spesial lho buat Zaida dan Andra, karena Zaida pulang dari pondok, sehingga author bisa up.

                      ~~N~~

Happy Reading.

Tio, masih terus berjalan melangkah menuntun kedua temannya, dengan tergesa-gesa. Tio mempercepat langkahnya saat tujuan yang di maksud sudah nampak di indra penglihatannya.

"Kita mo kemana? " Tanya Rian. Dia bingung penuh tanya, sedari tadi dia dan Andra, terus mengikuti Tio, yang mereka sendiri tidak mengetahui kemana arah mereka berjalan.

"Lo mo mandi nggak? " Bukannya menjawab, Tio balik bertanya.

"Mandi itu di sana! " Tunjuk Rian, ke arah tempat mereka tadi mengantri.

"Heh, emang lo mau antri di sana? " Tio menoleh ke arah Rian, yang tidak bisa berhenti bertanya.

"Ya nggak sih. " Rian menggelengkan kepalanya.

"Buat apa lo bawa kita ke sini? " Kini Andra ikut bersuara.

"Kalian liat itu! " Kata Tio, menunjuk ke arah sebuah keran besar. Dan bisa di tebak itu adalah sumber air menuju kamar mandi ikhwan, juga mungkin kamar mandi akhwat, dan ke seluruh area pesantren.

Rian dan Andra, mengikuti arah yang di tunjuk Tio. "Maksud lo? " Tanya Rian, yang sudah bisa menangkap maksud dari pikiran licik sahabatnya itu.

"Yoi," ujar Rian, dia sudah berlalu ke arah sumber air itu.

"Wis... Cermelang amat ide lo! " Tanpa pikir panjang, Rian sudah membuka kaos oblong polos, yang menjadi atasannya.

"Kalo ada orang yang liat, gimana? " Tanya Andra, was-was. Dia mengedarkan pandangannya, takut ada yang melihat. Tapi tempat ini berada jauh di belakang pesantren, sehingga tak ada orang di sekitar sini.

"Nggak bakalan." Rian dengan semangat empat lima, langsung mencopot paksa keran besar penghubung air itu. Hingga dalam beberapa detik, air terpancar hebat dari keran tersebut seperti air mancur.

Rian melompat-lompat kegirangan, begitu pula dengan Tio, yang juga sudah membuka baju atasannya. Andra hanya geleng-geleng melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Ia tidak mau ketinggalan, kapan lagi ia bisa gila bersama teman-temannya itu. Andra pun ikut membuka bajunya, dan membiarkan tubuhnya di guyur air dari keran itu.

Sedangkan di tempat lain, para santri yang sedang memberi jatah tubuh mereka merasakan guyuran air, setelah sekian lama mengantri. Malah aktivitas mereka terhenti, karena air yang tadinya mengalir kini berhenti.

"Air mati!! "

"Aaa, mata aku perih!! "

"Eek aku masih belum di cuci!! "

"Busa sampo, masuk hidung aku!! "

Begitulah teriakan dari dalam kamar mandi santri ikhwan. Mungkin tak jauh beda dengan dengan kamar mandi akhwat.

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang