16 nikah muda

7.9K 727 12
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Andra & Zaida, comback!
Afraz & Rachel 🍁

Menjawab salam itu wajib 😄

                       (✿ ◕‿◕) ᓄ

Hujan turun, serempaknya dengan luruhnya air mata. Biarkan semua hal mengalir seperti hujan, jangan pernah dihentikan dengan sebuah kenyataan. Rintikan hujan menghapus kesunyian jiwa, yang tak pernah mengerti akan keramaian dunia.

Zaida memejamkan matanya merasakan tetesan air hujan yang menerpa  menyapa wajahnya yang terbuka. Cadarnya sudah tidak menutupi lagi.

Tidak terasa sudah tujuh tahun Zaida menginjakkan kaki di pondok pesantren al-Assad, pondok pesantren yang menerima semua keburukannya, di saat semua orang menghina, mencaci maki dirinya, karena masa lalunya yang tidak bisa di katakan baik.

Lingkungan yang mendukung bangkitnya seorang gadis hina, ternoda, terpuruk oleh keadaan yang sangat menyedihkan. Mereka tak pernah memberikan tatapan hina, mereka memberikan tatapan semangat untuk mengerti arti dari sebuah jalan kehidupan. Takdir Allah yang merancang garis kebahagiaan.

Zaida menghembuskan nafas berat, lalu menghirup udara yang terasa dingin masuk ke rongga kehidupannya. Matanya semakin ia pejamkan untuk lebih merasakan suasana yang begitu menenangkan saat ini.

"Biarkan semua ini terjadi," ucap Zaida, mencoba merentangkan kedua tangannya, seolah melepaskan semua sesak yang menimpa dadanya.

Indra pendengaran Zaida dapat menangkap suara, saut menyaut air yang turun dari awan kelam di atas sana. Hembusan angin, menyapa wajahnya yang terbuka tanpa terhalang kain hitam yang biasanya melekat disana. Matanya sayu dengan bulu mata lentik, hidung mungil tapi mancung, bibir mungil merah muda, wajahnya yang putih membuat pipinya kemerah-merahan. Mahluk yang diciptakan Allah SWT dengan rupa yang elok, tanpa se bintik noda hitam.

Dari kecil Zaida sangat menyukai air dari langit yang bernama hujan. Namun walaupun begitu kerap kali dia mengalami demam yang tinggi setelah bermain di bawah langit kelam yang menangis.

Zaida ingat betul saat dulu pernah suatu hari, Andra mengajaknya untuk bermalam mingguan mengelilingi kota jakarta menggunakan motor kesayangan Andra. Zaida pikir itu suatu ide yang menarik, karena mengingat besoknya mereka tidak ada kegiatan sekolah. Andra dan Zaida, menghabiskan waktu berdua yang indah tanpa mereka sadari itu adalah keindahan maksiat.

Nasib naas menghampiri mereka, saat hujan dengan begitu lebatnya turun dari langit, hal itu tak di sia-siakan oleh Zaida, dia sangat menyukai hujan dan bermain di bawahnya. Andra sudah memperingatinya. Namun Zaida yang keras kepala masih keukeuh ingin bermain di bawah hujan.

Benar saja, keesokan harinya Zaida mengalami demam tinggi yang cukup parah hingga di larikan ke rumah sakit selama seminggu.

Tes....

Air mata itu jatuh lagi dari bola mata Zaida di samarkan oleh air hujan yang menyapu pipinya. Zaida sudah berusaha kuat, tabah, sabar, menghadapi semua kenangan masa lalu yang menyerangnya, yang seolah berputar seperti kaset rusak di lintasan pikirannya. Namun apalah daya, sekuat apapun Zaida, ia tetaplah perempuan rapuh yang masih menyimpan luka basah di masa lalu. Akhir-akhir ini semua itu di tanggung sendiri tanpa Zaida cerita pada orang lain.

Drrrttt... Drrrttt....

Terdengar suara dentingan ponsel, membuat lamunan Zaida membuyar, dan kembali ke pada dasar kenyataan. Segera Zaida meraih ponsel jadul di atas tumpukan kain cucian yang baru saja ia angkat dari jemuran.

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang