10 siapa lo sebenarnya?

8.1K 776 6
                                    

(BELUM REVISI)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kali ini aku ngga revisi ya, jadi maaf jika bnyk kesalahan.

Maaf telat update, karena author juga lagi nulis cerita lain.

                           N

Kelam masih menyelimuti setengah bumi. Saat ini, jam baru menunjukkan pukul 3:25. Tidak ada pertanda sebuah hal buruk akan menerpa nasib ketiga pemuda yang baru semalam tidur di bawah atap pondok pesantren, namun hal itu seperti hanya sebuah mimpi, nyatanya tidur Andra, Tio, dan Rian, sudah diusik oleh teriakan dari luar kamar asrama mereka. Seorang laki-laki tanpa rasa berdosa menggedor-gedor pintu kamar mereka.

"Assalamu'alaikum... Bangun kita persiapan sholat shubuh!! " Teriakan seorang laki-laki dari luar, terdengar.

"Siapa sih! " Gerutu Rian. Ia mengerjapkan matanya, menyesuaikan kadar cahaya lampu di ruang itu. Rian menoleh ke samping, dan mendapati Andra di sana. Ia melirik ke ranjang di atas andra, dan melihat Tio yang masih molor.

"Bangun..!! " Gedoran pintu masih terdengar. Dengan sangat terpaksa Rian berjalan menghampiri pintu.

Klekk....

Pintu di buka Rian, ia dapat melihat Ridwan tengah berdiri di ambang pintu, sambil memegang gentong.

"Buset, ngapain malam-malam kesini. Kasian bini lo yang sendirian di rumah. Di marah ama bini lo ntarr, tau rasa," cerocos Rian, dalam keadaan mata yang sedikit terpejam.

"Yuk, persiapan sholat subuh," ujar Ridwan dengan senyum merekah.

"Kirain apaan." Rian mendengus kesal.

"Eiy, iya. Nanti sholat subuhnya telat," kata Ridwan lagi. Rian memutar bola matanya, tidak ada gunanya juga si laki-laki berbaju gamis itu repot-repot mengatakan hal tidak penting itu. 

"Sholat aja sono, gua masih ngantuk," kata Rian. Lalu masuk kembali ke kamar. Ia menutup pintu kamar dengan cukup keras.

Brakkk...

Ridwan hanya bisa mengelus dada, melihat tingkah yang di tunjukan Tio beberapa detik lalu.

"Dasar, pemuda jaman sekarang," guman Ridwan, geleng-geleng kepala. Ia mengedarkan pandangannya pada beberapa titik di sekitarnya, dan mendapati pak satpam yang lewat. Mungkin juga mau persiapan sholat subuh.

"Pak Dadang!" Panggil Ridwan, melambaikan tangannya.

Merasa namanya di panggil, dengan segera pak dadang berjalan mendekat ke arah Ridwan.

"Ada apa, pak ustadz?" Tanya pak dadang, sesampainya di hadapan Ridwan.

"Kunci cadangan kamar ini ada? " Tanya Ridwan seraya menunjuk pintu di hadapannya.

"Ada, pak ustadz." Pak dadang segera meraih kumpulan kunci yang tergantung di sabuk pinggangnya. Lalu, menyerahkan kunci-kunci itu pada Ridwan.

Tak ingin membuang waktu lagi, segera Ridwan membuka pintu kamar tersebut. Perlahan ia melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar itu dan betapa terkejutnya ia, saat sudah berada di dalam kamar, mendapati Andra dan yang lainnya masih tertidur begitu pulas.

"Astagfirullah... Bangun!! " Ridwan menyibak selimut yang dipakai Andra.

lalu beranjak ke ranjang Rian, tepat di sebelah ranjang Andra.

"Bangun... Nanti keburu shubuh." Ridwan tak henti-hentinya mengusik, alam mimpi Andra dan yang lain.

Andra perlahan bangun dari posisi tidurnya. Matanya yang terasa berat masih berusaha menyesuaikan cahaya dari ruangan tersebut. Ia sangat mengantuk mengingat malam tadi dia baru bisa tertidur pukul 2 pagi. Ya, bisa di tebak penyebabnya, yaitu akibat dirinya memikirkan perempuan yang ada  di dalam masalalu nya itu.

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang