33 bertemu kembali

5.9K 641 88
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Andra & Zaida, comback!
Afraz & Rachel 🍁

Menjawab salam itu wajib 😄

Sesuai janji ana akan up pagi-pagi sekali, ya walaupun votenya kurang satu lagi. Ana mau curhat, jadi ana ngetik ini tengah malam, jadi maafkan kalau ada typo dan segala macam karena ngantuk banget. Wkwkwk.

70 coment, 25 vote untuk lanjut. Spam next. Ajak teman-teman kalian untuk memberikan vote. Klo sesuai target aku up sore nanti.
_________________________________________

HAPPY READING ☺

Zaida perlahan membuka kamar yang sudah sangat lama tidak ia tempati semenjak kejadian itu. Saat pintu kamar itu terbuka, aroma soft stroberi menyeruak di dalam indra penciuman Zaida. Ia mengamati setiap sudut kamarnya, sangat bersih dan rapi. Barang-barangnya dan tata letaknya masih sama seperti dulu ia tinggalkan.

Zaida masuk ke dalam kamar, tidak lupa mengucapkan salam terlebih dahulu.

Kamar itu bercat warna biru dan putih. Di tengahnya terdapat ranjang king size, di balut spray berwarna biru tua dengan motif bunga. Tepat di sebelah kanan dinding, di hiasi dengan lemari kaca dengan banyak tropi penghargaan di dalamnya, dari mulai bidang akademik ataupun non-akademik. Piagam-piagam juga tersusun rapi di sebelah lemari kaca tersebut.

Zaida mengedarkan pandangannya, mata Zaida tertarik pada meja belajar yang terletak di salah satu sudut ruangan. Mengundang langkah kaki Zaida ke arah meja itu. Zaida mengamati barang-barang yang berada di atas meja tersebut. Zaida meraba dengar getar pada permukaan meja itu.

Rentina mata Zaida, terarah pada laci di bawah meja. Tangan Zaida, terangkat ke udara untuk membuka laci itu. Perlahan dan ber gemetar Zaida menarik laci itu, sampai benda-benda di dalamnya terlihat. Sebuah bingkai foto yang tidak terlihat isinya karena terlungkup, beberapa baju bayi di dalamnya dan juga beberapa mainan bayi.

Tes..

Brakk..

Zaida tidak kuat melihat barang-barang itu, dengan cepat Zaida menutup secara kasar laci itu, hingga menimbulkan bunyi yang lumayan keras.

Zaida berlari dan menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur dengan posisi tengkurap. Wajahnya ia tenggelamkan pada bantal.
Ia sesegukan di sana. Kepala Zaida terasa amat sakit, dan pening menyerangnya. Dengung suara berisik teriak bergema pada indra pendengarannya. Zaida menutup kedua telinganya dengan telapak tangan. Air mata berderai hebat.

Tok...

Tok..

"Assalamu'alaikum," salam seseorang dari luar kamar. Karena melihat kamar itu tidak di kunci, ia putuskan untuk langsung masuk untuk menemui Zaida di dalam sana.

Betapa terkejutnya Aisyah, melihat putrinya terisak dengan posisi telungkup di atas kasur, dan Zaida gemetaran.

"Zaida." Aisyah naik ke ranjang tempat Zaida. Tangan Aisyah terangkat untuk mengelus kepala Zaida yang tertutup khimar. Aisyah tau apa yang di rasakan putrinya itu. Keadaan yang memaksakan Zaida, untuk kembali ke kota ini, yang menyimpan kenangan kejam di masa lalu Zaida.

Zaida membalik tubuhnya, dan duduk dari posisi tidurnya. Zaida berhamburan ke dalam pelukan Aisyah.

"Umma, Zaida nggak kuat." lirih Zaida.

Tangan Aisyah tergerak untuk mengelus punggung Zaida yang berada dalam pelukannya. "Iya nak, umma tau. Kamu yang sabar ya," tutur Aisyah.

Inilah salah satu alasan mengapa keluarga Zaida menginginkan Zaida agar cepat menikah, supaya Zaida tidak berkutat di lingkar hitam itu lagi. Zaida itu adalah perempuan rapuh yang menjelma menjadi perempuan tangguh. Walau hatinya, setangguh kayu, pasti akan rapuh jika terus di hujani.

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang