26 kapan semua berakhir?

5.6K 600 41
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Andra & Zaida, comback!
Afraz & Rachel 🍁

Menjawab salam itu wajib 😄

                       (✿ ◕‿◕) ᓄ

Zulaikha berjalan dengan tergopoh-gopoh setelah mendengar kabar Zaida di bawa ke ruang IGD. Zulaikha takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, karena dari awal ia sudah melarang Zaida untuk kembali ke kota ini. Menurut informasi yang di terima Zulaikha, Zaida mengeluh sakit pada bagian kepalanya, hal itu membuat Zulaikha tambah takut dan khwatir.

"Zaida kamu tidak apa-apa?" tanya Zulaikha sesampainya di ruang yang di maksud tadi.

Zaida yang terbaring di brankar hanya tersenyum dari balik cadarnya, seolah ingin mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

"Bagaimana ini bisa terjadi?"

Zaida mencoba untuk bangun, tapi percuma tubuhnya masih lemas tidak mampu menompang badannya.

Zulaikha yang melihat usaha Zaida untuk bangun, melebarkan matanya. "Jangan! Kamu istirahat saja."

Mau menolak, tapi benar apa yang di katakan Zulaikha, ia butuh istirahat. Zaida memutuskan untuk kembali berbaring.

Stttss....

Bayangan itu terlintas kembali. Seperti flm rusak yang kusut.

Tes..

Zaida kembali meneteskan air matanya. Kepalanya terasa berat. Bibirnya yang ranun berubah pucat, tubuhnya mendadak sedingin es.

"Zaida kamu demam!" seru Zulaikha, saat tangannya tidak sengaja menyentuh dahi Zaida.

"Astagfirullah Zaida, sudah aku bilang, jangan ikut. Kamu masih saja memaksakan. Kalau kayak gini kan, kasian kamunya," tutur Zulaikha dengan tatapan khwatir. Ia membawa Zaida ke dalam pelukannya, ini lah yang biasanya ia lakukan jika Zaida mengalami kondisi seperti sekarang ini.

Zaida melihat ke arah mata Zulaikha. Dengan sorot mata sendu. Zaida berusaha menyakinkan bahwa ia baik-baik saja.

"Pokoknya nggak mau tau, sore ini kamu harus balik ke pondok pesantren," pungkas Zulaikha.

"Di sini berbahaya untuk kamu Zaida," kata Zulaikha lagi. Ia melepaskan pelukannya.

Zaida hanya bisa diam menyimak perkataan Zulaikha. Inilah yang ia suka dari Zulaikha, tau apa yang ia butuhkan, saat dirinya sendiri tidak tahu harus berbuat apa.

"Iya, Zai tau," sahut Zaida.

Zulaikha mengambil alih kursi di sebelah brankar. "Oh iya. Kamu ke ruang ini di antar siapa?"

"Mmm, tadi itu, aku di antar Gisel."

Zulaikha menyerengit bingung. "Gisel?  Gisel santriwati pondok?"

Zaida mengangguk mantap. Ia memejamkan matanya yang semakin memberat.

"Benarkah? Aku rindu sama dia," kata Zulaikha. "Kenapa dia bisa ada di sini?"

"Ustadzah lupa ya? Gisel itu seorang dokter."

"Iya yah. Astagfirullah kok bisa lupa, hehehe." Zulaikha menutupi mulutnya dengan satu tangan ketika tertawa.
"Sekarang Gisel di mana?" sambung Gisel.

"Tadi setelah mengantarkan Zaida ke sini, Gisel langsung pamit, karena mendapat telpon penting dari rumah sakit tempat ia bekerja," jelas Zaida.

"Loh bearti rumah sakit ini bukan tempat ia bekerja?"

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang