Bismillahirrahmanirrahim....
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
Andra & Zaida, comback!
Afraz & Rachel 🍁Menjawab salam itu wajib 😄
100 coment, 28 vote untuk next. Wkwkwk. Jangan bilang aku ngemis vote ya, tapi gimana ya dengan banyak yg komen gitu rasanya seneng nambah mood untuk update. 😆
Btw, aku ngumpulin quotes dari novel HDHB dari awal sampai tamat. Kalian bisa lihat videonya di ig aku. Tadinya mau kirim ke sini tapi nggak bisa. Cari aja "roseana_am" Biar kalian lebih mendalami cerita ini.
HAPPY READING ❤
Zaida menampakkan puppy eyes-nya. Zaida sedari tadi terus mengeyel meminta pada kakanya, untuk mencari informasi tentang Gisel–sahabat lamanya. Rahel yang di minta bantuan menolak secara mentah-mentah. Bukannya tidak mau menolong, tapi bisakah Zaida tidak meminta hal itu. Rahel takut adiknya justru semakin tersiksa. Heran, bukannya Zaida sudah tidak ingin lagi berhubungan dengan masa lalunya, lalu mengapa tiba-tiba Zaida memintanya untuk mencari data orang di masa lalunya.
Zaida bergelayut pada lengan kekar Rahel. "Abang, ih!" Zaida memanyunkan bibirnya.
"Idih, kenapa tu bibir." Rahel menonyor pelan bibir Zaida.
Rahel kembali pada laptopnya. Ia sedang fokus dengan kerjaanya yang mengecek data-data pasien. Sedikit informasi, Rahel adalah seorang dokter psikiater. Awalnya, cita-cita Rahel adalah seorang tentara, tapi ada suatu tragedi yang membuatnya pindah haluan. Tentara terlalu berbahaya. Nama Rahel sudah di tambah dengan Sp.KJ (Spesialis Kesehatan Jiwa) setahun yang lalu.
"Abang!" Zaida sudah mulai mencak-mencak. Pasalnya, sedari tadi dia di ruang kerja Rahel, sang empu tidak beranjak dari laptopnya.
Rahel menoleh pada Zaida. "Kenapa sih! Adekku ini. Hm." Rahel menjapit hidung Zaida.
"Sakit! Hidung Zai nanti tambah pesek." Zaida beralih berdiri di belakang Rahel, dan mengalungkan tangannya pada leher Rahel.
"Pesek apanya, udah mancung ke prosotan gitu," kata Rahel di akhiri kekehan.
"Abang, cariin info tentang Gisel!" rengek Zaida lagi.
Rahel tidak merespon.
"Abang....!"
Tidak ada juga respon.
"Aabbbbannggg...!" pekik Zaida tepat pada telinga Rahel, hingga menimbulkan dengung pada ruang telinga Rahel.
"Adek, jangan teriak," tegur Rahel, mengusap-usap daun telinganya yang terasa panas.
"Makanya cariin, please!" Zaida menyatukan kedua tangannya.
"Iya, iya abang cariin. Beri abang waktu lima menit, ok." Rahel menyerah, dan menurut saja dengan permintaan adiknya. Ia yakin, adiknya pasti sudah memikirkan terlebih dahulu sebelum ia melakukan atau meminta sesuatu.
"Yeay! Makasih abang. Sayang deh," ujar Zaida girang lalu mencium pipi abangnya itu. Ia ingin menemui Gisel, hanya gisel yang dapat membantunya mengambil keputusan. Gisel sudah mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Kali ini, Zaida sudah memutuskan untuk menceritakan tentang apa yang terjadi tujuh tahun yang lalu, yang membuat Zaida menghilang tanpa kabar.
🕊🕊🕊
Zaida melirik jam yang melingkar di tangannya, sudah lima belas menit ia menunggu di ruang tunggu rumah sakit. Zaida akan menemui Gisel di sini. Rumah sakit ini adalah rumah sakit terbesar di jakarta, dan di sini adalah tempat kerja Gisel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halal Dan Haram Bagimu {END}
RandomBertemu kembali dengan mantan yang sudah merenggut kehormatan Zaida, pertemuan berlatar belakang pondok pesantren. Di mana, Zaida menjadi ustadzah, sedangkan sang mantan adalah muridnya. Berkisahkan, seorang mantan badgirl yang ditakdirkan masuk pe...