40 halal

7.9K 659 91
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Andra & Zaida, comback!
Afraz & Rachel 🍁

Part ini yg kalian tunggu? Wkwkwk.

HAPPY READING. Al-Quran menjadi bacaan paling utama. 🍁

Cklek...

Suara pintu terbuka, memperlihatkan Zaida yang baru saja selesai mandi. Ia mandi dengan waktu yang singkat, karena hari ini terlalu melelahkan untuk Zaida, membuatnya ingin cepat beranyut ke alam mimpi. Namun, semua itu ia urungkan, karena teringat dengan statusnya yang sekarang adalah seorang istri.

Zaida sudah mengganti gaun pengantinnya dengan baju gamis tidur dan khimar instan, dan jangan lupakan cadar tali juga ia kenakkan. Walaupun Andra sudah sah menjadi suaminya, tetap saja rasa canggung memperlihatkan aurat bahkan wajahnya, masih ada. Zaida akan mencoba perlahan menyesuaikan diri.

Zaida celingak-celinguk mencari keberadaan Andra. Ia masih tidak menyangka bahwa Andra lah yang manjadi jawaban dari doanya selama ini.

Zaida tidak mendapati Andra berada di dalam kamar itu. Ia melirik lagi pada jam yang tergantung pada dinding, jam itu menunjukkan sebentar lagi waktu sholat isya.

Kamar yang menjadi tempat bermalam, Andra dan Zaida ini, masih di hotel dengan tempat acara resepsi tadi siang. Keluarga Andra lah yang memaksa supaya mereka menginap di sini terlebih dahulu, sebelum nanti pulang ke rumah Andra.

Clekk..

Pintu kamar terbuka, memperlihatkan Andra yang berdiri hendak masuk ke dalam kamar. Ia melangkah menuju tempat Zaida berada.

Andra menghampiri Zaida. "Kamu sudah berwudhu?" tanya Andra.

"Kamu?" beo Zaida.

"Kita udah nikah, jadi nggak enak aja kalo masih manggil lo gue," jelas Andra. Zaida, hanya ber oh ria.

"Kalo aku manggil kamu apa?" tanya polos Zaida.

Andra terkekeh. Entah keberanian dari mana, tangannya terangkat mengacak hijab yang di kenakkan Zaida.

Hijab? Apa Zaida belum siap melepas hijabnya di hadapannya, pikir Andra. Namun, seperkian detik, Andra menepis semua pikirannya. Andra mencoba mengerti, mereka masih canggung satu sama lain.

Zaida tidak menolak saat Andra, mengacak-acak hijabnya, justru ia merasa nyaman dengan hal itu. Zaida berharap, semoga Andra tidak berfikir bahwa ia belum siap dengan status barunya sebagai istri, karena tidak melepaskan hijab di hadapan Andra.

"Senyaman kamu aja," kata Andra, melepaskan tangannya dari kepala Zaida.

"Kita sholat isya dulu ya," kata Andra. Zaida, mengangguk.

🕊🕊🕊

Butiran air bening bergulir pada pipi Andra. Sungguh, rasa haru dan senang sedang berkuasa di raganya. Mungkin jika dipikir bagaimana dirinya dulu, terlalu naif jika dia menginginkan perempuan seperti Zaida yang menjadi pendamping hidupnya. Tapi di sini Allah SWT ingin menunjukkan kekuasaannya dalam membolak-balikan hati manusia, dan menjadikan yang mustahil menjadi mungkin.

Andra menyeka air matanya. Ia berbalik badan ke arah Zaida, yang kini menjadi makmum sholatnya dan juga makmum dalam kehidupannya.

Jika tadi saat acara akad, Zaida malu-malu untuk menyalimi tangan Andra, sekarang ia mencoba mengesampingkan rasa malu itu untuk meraih tangan Andra, dan mencium punggung tangannya.

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang