15 masakan mantan

7.2K 753 16
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Andra & Zaida, comback!
Afraz & Rachel 🍁

                       (✿ ◕‿◕) ᓄ

Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman."
(QS. An-Nur 24: Ayat 2)

                           🕊🕊🕊

Zaida tengah berkutat dengan peralatan dapur dengan begitu lihainya. Ia berniat untuk memasak. Hari ini ia tidak memiliki banyak jadwal mengajar, sehingga dia bisa pulang cepat.

Zaida sekarang berada di rumah keduanya di pondok pesantren. Semenjak kepulangan keluarganya ke Jakarta, rumah itu menjadi sepi, biasanya keponakan-keponakannya yang meramaikan suasana.

"Aku masak semur ayam aja, apa ya? " Tanya Zaida pada dirinya sendiri, sambil mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di dagu.

"Semur ayam, kan kesukaan afraz, " guman Zaida, Lagi-lagi ia jadi teringat akan sosok laki-laki itu. Setelah kejadian beberapa hari lalu, di saat Zaida mengajar Andra, mereka menjadi lebih dekat. Tentu saja dengan peraturan agama, jika Zaida mengajar Andra, harus ada Rian, Tio, Dan Gisel. Awalnya sangat sulit untuk Zaida menerima situasi itu, namun sebisa mungkin dia merilekskan diri.

Rian, Tio, dan Gisel, masih bingung ada apa dengan seorang Andra? Mereka hampir tak percaya, saat Andra mengatakan jika ia ingin belajar ilmu Agama dan mereka juga harus turut serta. Awalnya mereka menolak, namun setelah menerima ancaman dari Andra mereka hanya bisa pasrah, dari pada nyawa mereka melayang.

Zaida menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat semur ayam. Semenjak berada di pondok pesantren, Zaida menjadi ratu dapur, dia jadi pandai masak, setelah sebelumnya masak air saja harus mengalami gosong.

Zaida melantunkan sholawat, untuk menjadi pengiring aktivitasnya dalam memasak. Tangan Zaida begitu lincah menyiapkan bahan-bahan.

"Yuhu.... Zaida!! " Tiba-tiba terdengar sapaan dari pintu utama. Zaida dengan cepat memakai cadarnya dan berjalan ke sumber suara untuk membukakan pintu.

Saat Zaida membuka pintu itu, Zaida terpaku melihat siapa yang bertamu itu adalah Gisel. Ada gerangan apa yang membawa gadis itu ke sini.

Setelah Zaida membuka pintunya sedikit lebar, Gisel langsung menyelonong masuk ke dalam rumah. Tanpa mengucapkan salam, membuat Zaida geleng-geleng, mengelus dadanya, sabar Zai sabar.

"Ada apa kamu ke sini? " Tanya Zaida selembut mungkin, ia berjalan menyusul Gisel yang sudah masuk ke dalam dapur.

"Wah, ustadzah masak apa? " Tanya Gisel antusias. Gisel menjadi gadis yang sangat hangat bila bersama Zaida, entah sejak kapan itu dimulai.

"Saya mau masak semur ayam," jawab Zaida. "kamu kenapa kesini? " Tanya Zaida, membuat Gisel menatapnya tak suka.

"Jadi, gue nggak boleh ke rumah ustadzah? " Rajuk Gisel.

Panggilan Gisel terhadap Zaida berubah menjadi 'ustadzah' karena dia melihat banyak santriwati yang memanggil Zaida itu, dan dia pun merasa nyaman dengan panggilan itu. Sudah tidak ada lagi panggilan hinaan dari Gisel untuk Zaida.

kalau dulu dia sangat membenci gaya pakaian Zaida, sekarang dia justru tertarik untuk menggunakannya, tapi hanya sebatas gamis. Rian dan Tio pun sudah sangat dekat dengan Zaida, mereka tidak menyangka jika Zaida adalah orang yang sangat menyenangkan, sebelumnya mereka mengira Zaida itu seseorang yang sangat kaku.

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang