5 kenapa kembali?

9.1K 875 3
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

(BELUM REVISI)

"Aku tak tau,kenapa aku bisa seperti ini. Aku sudah memaafkan mu, bahkan aku tak menyimpan dendam, tapi aku tak bisa menghindari rasa kecewa di hati ku."

                         🕊🕊🕊

Kini sehelai kain tipis, yang menjadi penutup wajah Zaida, benar terlihat basah.

Tubuh Zaida, sedari sudah gemetar. Namun, dengan susah payah ia mengontrol gejolak aneh di raganya.

"Zaida." Zulaikha mendaratkan tangan di bahu Zaida. Zulaikha bisa merasakan getaran pada tubuh gadis di sampingnya.

"Ada apa dengan Zaida," batin Zulaikha.

"Zaida," panggil Zulaikha, lagi.

Tak ada respon dari Zaida. Mahmud yang memperhatikan gerak-gerik Zaida, tentu juga merasa ada keanehan. Apalagi Zaida terlihat begitu takut untuk memandang tamu yang ada di ruang itu.

"Nak Zaida." Kini suara Mahmud yang memanggil, barulah Zaida tersadar dan tersentak. Dengan segera ia, memalingkan wajahnya untuk menghapus sisa air mata.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Mahmud khawatir.

"Tidak, Abi. Zaida nggak pa-pa," jawab Zaida dengan cepat.

"Loh kamu kan yang tadi? " Kini pertanyaan dari jeni, membuat sekitar bingung.

"Yang tadi apa? Maksudnya apa, buk jeni? " Tanya Zulaikha bingung.

"Pi, zaida, kan perempuan yang tadi di tabrak ama andra? " Kata jeni pada reno suaminya. Lagi-lagi membuat sekitar bingung.

"Iya, ya tan, dia kan perempuan tadi" Timpal zahra yg tak lain istri rio kakak tio.

"Loh, beruntung kita bisa ketemu lagi, saya mau minta maaf atas perbuatan anak saya" Tutur rama. Tersenyum ke arah zaida. Dia mengungkapkan dengan sepenuh hati.

"Perbuatan anak bapak sudah lama saya maafkan, namun saya tak bisa ikhlas akan hal yang sudah hilang" Batin zaida, yang tetap menunduk.

"Loh ram, maksud ente apa? " Tanya Mahmud.

"Jadi gini, tadi dalam perjalanan ke sini, entah secara sengaja atau tidak, anak saya menabrak zaida" Jelas rama merasa bersalah terhadap gadis yang berpakaian serba hitam di hadapannya.

"Ya nggak sengaja, lah pa!" Kini andra ikut bersuara.Andra menatap tajam  Mata zaida, hingga mata mereka bertabrakan membetuk sebuah pandangan.

"Idih ni gadis, jijik banget gue ama penampilannya!" Batin andra.

"Mata itu, mata yang sama yang engkau tunjukkan padaku tujuh tahun lalu" Batin zaida.

"Zai, kamu di tabrak? Ada yang sakit nggak? " Zulaikha mulai khawatir.

"Tidak ustadzah, zaida nggak pa-pa"jawab zaida.

"Iya iyalah nggak pa-pa, wong tadi keserempet dikit doang" Timpal andra.

"Andra" Peringat rama, membuat andra mendengus kasar.

"Maaf abi, zaida harus pergi, soalnya di rumah lagi ada keluarga zaida, dari kota. Jika memang ada yang ingin di sampaikan, langsung katakan" Zaida sebenarnya tak tega berucap seperti tadi, tapi mau gimana lagi, dia tak ingin berlama-lama di tempat penuh penyiksaan ini.

"Tuh kan, jadi lupa tujuan awal"  Mahmud terkekeh."Jadi gini, kamu bisa kan urus surat santri baru kita ini "katanya lagi.

" Pasti abi, zaida bisa "kata  zaida, ia menunduk menyembunyikan rasa berkecamuk, di dadanya.

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang