38 sah?

7.5K 672 87
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Andra & Zaida, comback!
Afraz & Rachel 🍁

Part ini yg kalian tunggu? Wkwkwk.

HAPPY READING. Al-Quran menjadi bacaan paling utama. 🍁

Ar-rohmaan

'allamal-qur'an

kholaqol-insaan

allamahul-bayaan

asy-syamsu wal-qomaru bihusbaan

wan-najmu wasy-syajaru yasjudaan

was-samaaa'a rofa'ahaa wa wadho'al-miizaan

allaa tathghou fil-miizaan

wa aqiimul-wazna bil-qisthi wa laa tukhsirul-miizaan

wal-ardho wadho'ahaa lil-anaam

fiihaa faakihatuw wan-nakhlu zaatul-akmaam

wal-habbu zul-'ashfi war-roihaan

fa bi'ayyi aalaaa'i robbikumaa

Lantunan ayat suci Al-Quran begitu merdu keluar dari mulut Andra, membuat seluruh penjuru berkaca-kaca, bahkan sampai ada yang menangis haru mendengarnya. Terutama Dira yang tidak menyangka bahwa anaknya bisa melantunkan dengan begitu fasih.

Andra terus melafalkan surah Ar-Rahman sampai selesai. Andra mengucapkan alhamdulillah karena di lancarkan lidahnya oleh Allah untuk membacakan surah yang menjadi mahar.

Di dalam ruangan yang terpisah dari tempat Andra berada, ada Zaida yang tidak henti-hentinya meluruhkan air mata haru, selama alunan ayat suci Al-Quran di dengar.

Bahkan, sampai Andra menyudahi bacaannya, Zaida masih tetap setia dengan sesegukannya.

Gisel yang berada di samping Zaida, juga ikut merasa haru dengan Andra. Bahkan ia sempat menangis tadi. Gisel menoleh pada Zaida, dia masih sesegukan walaupun air matanya tidak turun lagi.

"Udah dong jangan nangis lagi, nanti make-up nya luntur," imbuh Gisel.

"Jangan nangis lagi. Nanti setelah ini kamu bisa mendengarkan lantunan Andra mengaji setiap malamnya kok," goda Hana pada anaknya itu.

"Ih bundaa!" Zaida menjadi salah tingkah di buatnya, dan membayangkan bagaimana setiap malam dirinya dan Andra membaca Al-Quran bersama. Pikiran Zaida terlalu jauh. Zaida menepuk pelan kepalanya, dan terkekeh geli.

"Ayo, lagi mikirin apa?" Kini Gisel yang menggodanya.

"Ngga-nggak ada." Zaida menjadi gelagapan di buatnya.

"Make-up nya nggak luntur, kan waterproof," kata Zaida.

"Eh, iya yah."

Kembali ke tempat Andra berada.

"Nak Andra, sekarang akad akan di laksanakan. Silahkan jabat tangan nak Rihel," tuntun penghulu di hadapan Andra.

Rihel mengulurkan tangan, dan di terima oleh Andra, untuk berjabat tangan. Rihel belum sepenuhnya menerima pernikahan adiknya ini, apalagi laki-laki di hadapannya ini adalah orang yang sudah menghancurkan kehidupan adiknya. Ingin rasanya Rihel menghabisi laki-laki di hadapannya ini dengan pukulannya, sampai tidak berdaya. Apa boleh buat, Rihel tidak mungkin melakukan itu.

Bukannya berjabat tangan, malah Rihel mencengkram tangan Andra begitu kuat, sampai Andra merasa tangannya akan remuk.

Andra menahan agar tidak meringis. Jika saja ia sampai meringis nanti orang-orang bisa mengira dia kenapa-kenapa lagi. Lagi pula sakit cengkramamnya masih bisa di tahan oleh Andra.

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang