22 keputusan sulit!

5.8K 677 15
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Andra & Zaida, comback!
Afraz & Rachel 🍁

Menjawab salam itu wajib 😄

Ini part terakhir untuk hari ini dan besok. Kita akan berjumpa lagi tgl 2 Januari.

Suatu hal yang berbahaya bisa datang kapan saja, kita hanya perlu siap siaga, dan berdoa, semoga kita selalu di dalam lindungan sang kuasa, Allah.

Musibah datang, bukan untuk menggoyahkan iman kita padaNya, melainkan untuk menguji dan menguatkan iman kita.

🕊🕊🕊

Setelah kepergian dokter tadi, suasana kembali hening. Sebenarnya Zaida ingin sekali menemui Sabita di dalam sana, tapi di larang oleh dokter, katanya Sabita baru bisa di jenguk jika dua kali dua puluh empat jam.

Andra menghela nafas lega, ia merasa bersalah atas kejadian yang menimpa gadis tak bersalah itu. Andra tidak mengira jika Rolan akan menjadikan Sabita sebagai umpan. Sungguh laki-laki brengsek.

"Hm, sepertinya ini sudah masuk waktu sholat dzuhur, sebaiknya kita persiapan sholat. Sabita juga masih belum bisa di jenguk," instruksi Ridwan.

"Kita sholat di masjid rumah sakit saja," usul Zulaikha.

"Ide bagus."

🕊🕊🕊

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ridwan menoleh ke samping kanan dan kiri. Gerakan Ridwan diikuti makmumnya di belakang.

Tio duduk dengan gelisah, ia tengah menahan desakan air yang ingin keluar, perutnya menjadi keram. Sudah lama ia ingin membuang air kecil, sejak rakaat kedua tadi.

"Nggak tahan lagi," kata Tio, lalu tergopoh-gopoh keluar masjid.

Tio terus berjalan dengan buru-buru, hingga sampai di depan toilet, ia mendapati tulisan, "maaf toilet rusak." Wajah Tio, jadi membiru, sungguh ia tidak tahan lagi. Tio berlari lagi untuk mencari toilet lainnya.

Akhirnya Tio menemukan toilet laki-laki, walaupun berada cukup jauh dari masjid rumah sakit, tapi masih di kawasan rumah sakit.

15 menit kemudian, pintu yang di masuki Tio tadi terbuka, memperlihatkan wajah lega Tio.

"Alhamdulillah lega."

Tio berfikir sejenak, sekarang dia harus kemana? Apa kembali ke masjid? Tapi buat apa, toh pasti teman-temannya sudah keluar. Akhirnya Tio memutuskan untuk ke ruang Sabita di rawat.

🕊🕊🕊

Langkahnya terhenti, tangannya mengepal membentuk tinju, dadanya kembang kempis. Tio tidak habis pikir, berani sekali laki-laki di depan ruang Sabita di rawat, menginjakkan kaki di sini.

"Ngapain lo di sini!" Dengan langkah panjang, Tio mendekati laki-laki.

Seorang laki-laki tengah menatap sendu ke arah seorang gadis, yang terbaring lemah, dengan wajah pucat, berbaring di atas brankar di dalam sana. Laki-laki itu memandangi gadis itu dari balik kaca. Apa semua ulahnya? Pikir laki-laki itu.

"Ngapain lo di sini!" Suara Tio lebih keras, saat sampai di dekat laki-laki itu.

Sontak laki-laki itu menoleh, ia terkejut dengan kedatangan seorang Tio di hadapannya.

Bugh...

Belum sempat laki-laki itu menjelaskan, pukulan Tio sudah terlebih dahulu melayang tepat pada rahangnya.

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang