30 perjodohan

5.7K 628 60
                                    

Bismillahirrahmanirrahim....

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Andra & Zaida, comback!
Afraz & Rachel 🍁

Menjawab salam itu wajib 😄

Ana nggak sabar up part ini, hehehe. Semoga ini yang kalian tunggu-tunggu.

"Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu: Surga)" (Qs. An Nuur (24) : 26)

🕊🕊🕊

Rama berjalan hilir mudik dengan tangan mengutak-atik ponselnya, lalu menempelkan nya pada telinganya. Rama resah, takut salah langkah. Walaupun dirinya sudah yakin, tapi tetap saja, ia mengambil keputusan sebelah pihak tanpa meminta persetujuan Andra anaknya.

"Papa, bisa diem nggak? Mama pusing liatnya," kata Dira, ia duduk di atas kasur sambil memperhatikan suaminya yang mondar-mandir tidak jelas. Siapa yang akan nikah, siapa yang gugup? Dasar aneh.

Rama yang di tegur istrinya, segera duduk di sebelah istrinya itu. Telponnya masih belum juga diangkat oleh sang tujuan.

"Kiyai Mahmud tidak mengangkat telponnya," ucap Rama dengan begitu resah. Dira yang melihat expresi suaminya, manahan tawa.

Dira mengusap rambut suaminya yang masih tetap hitam walau umurnya tidak lagi bisa di katakan muda. Dira menggeser tempat duduknya agar lebih dekat dengan Rama.

"Tenanglah, ini yang terbaik untuk Andra. Aku yakin, Andra juga akan senang mendengar kabar ini. Bukannya papa yang bilang kalau Andra mencintai gadis itu?" tangan Dira tidak lepas dari surai hitam Rama.

Rama tersenyum mendengar perkataan istrinya itu, membuatnya lebih tegas. "Terima kasih!" Rama mencium pipi Dira dengan tiba-tiba.

"Dasar modus!" Dira menimpuk Rama dengan bantal yang terletak tidak jauh darinya.

Rama segera berdiri ketika ia mendengar suara dari ponselnya. Telponnya sudah terhubung.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," salam Rama.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab orang di seberang sana.

"Ada apa nih, apa Andra berbuat ulah lagi? " tanya seberang sana.

"Tidak, Andra tidak berulah lagi, bahkan dia sangat jauh berubah sekarang, menjadi lebih baik."

"Alhamdulillah kalo begitu."

"Ane mau minta tolong nih," ungkap Rama, ia mengucapkan basmallah di dalam hatinya.

"Tolong apa? InsyaAllah selama ane bisa membantu pasti ane bantu."

"Apa ente kenal yang bernama Zaida?"

Di seberang diam beberapa saat, mungkin tengah berfikir, untuk apa Rama menanyakan Zaida.

"Iya kenal atuh, dia itu ustadzah di pondok pesantren."

🕊🕊🕊

Andra melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya. Andra juga membuka satu persatu kancing kemeja dan lengannya. Ia menyisir rambutnya dengan lima anak jarinya. Rambutnya basah di karenakan keringat.

Andra baru saja sampai di rumahnya. Andra keluar dari mobilnya, kali ini ia pulang telat dari kantor. Beda dengan hari sebelumnya, makin ke sini ia makin sibuk di kantor. Andra bersyukur, setidaknya ia tidak terlalu memikirkan Zaida lagi, benar kata kedua sahabatnya takut nanti akan menjadi zina pikiran dan hati.

Halal Dan Haram Bagimu {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang