Possesive Psikopat #9

91.2K 8.4K 1.2K
                                    

Hai sider pa kabar? Masih betah baca diem-diem. Atau gak tau cara vote gimana? Sini biar Ken aja yg ajarin. Penggal tu jari Lo!

 Penggal tu jari Lo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°Sialan nih jantung gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°
Sialan nih jantung gue. Kok
cuman ngeliat dia senyum jantung
gue jedag-jedug.

°°°

Pagi ini tepatnya dihari Senin, matahari sedang senang-senangnya pamer energi. Terbukti dari sinar matahari yang begitu menyengat kulit. Lima menit lagi upacara bendera akan segera dilaksanakan. Sebagian murid sudah berhamburan mendekati lapangan ucapacara.

"Aduh, dimana ya?" Netta sedari tadi gelagapan mencari keberadaan topinya yang tidak ada di dalam tas. Rasa panik menyerang dirinya. Ia sangat ceroboh sekali hari ini, kenapa bisa kehilangan topi. Matahari pagi ini begitu terik ditambah hukuman yang ia dapat pasti sangat melelahkan.

Tinggal beberapa menit lagi, maka upacara akan segera berlangsung. Bahkan temen-temen sekelasnya sudah pergi. Netta mondar mandir tidak karuan, mendadak jadi gusar sendiri. Sudah beberapa kali ia mencek isi tasnya, ya hasilnya tetap sama saja. Topi itu tidak ada.

"Bee..."

Mendengar suara itu Netta langusung berbalik menghadap ke arah pintu. Dilihatnya Ken yang sedang menyilangkan kedua tangannya dengan bersender ditembok. Netta diam saja, tidak menyapa ataupun mendekati Ken. Takut? Jelas, sekarang yang ada di dalam kelas hanya mereka berdua, siapa tau Ken mau macem-macem kan? Orang seperti Ken itu terlalu mustahil untuk di percaya.

Tidak mendapat sambutan dari Netta, membuat Ken inisiatif menghampiri cewek itu."Kenapa?"

Netta menyerngit."Apa yang kenapa?"

"Kenapa lo masih dikelas, upacara mau dimulai tuh, Lo mau dihukum? Cuacanya panas, gue gak mau Lo pingsan." jelas Ken sedit kesal. Pacarnya ini memang sedikit Lola. Makanya gak terlalu paham kalo gak dijelasin serinci mungkin.

Bagaimana bisa Netta ikut berkumpul di lapangan, sementara sedari tadi ia sibuk mencari topinya yang entah hilang kemana. Aduh, Netta tidak berani mengatakan kepada Ken. Entahlah antara takut sama malu.

Possesive PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang