Possesive Psikopat #26

57.6K 5.3K 1K
                                    

Pemabaca baru vote-nya! Jangan keasikan baca malah lupa!

Pemabaca baru vote-nya! Jangan keasikan baca malah lupa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°Marah, kesal, bahkan benci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°
Marah, kesal, bahkan benci. Rasanya aku ingin melakukan itu pada orang yang pernah menyakitiku, tapi lagi-lagi aku sadar bahwa manusia itu tempatnya khilaf.

°°°

Disinilah Netta berdiri, ditempat orang-orang sering tertawa bahkan menangis tiba-tiba. Benar, tempat yang dikunjungi Netta sekarang adalah rumah sakit jiwa. Tidak seperti biasa, senyum Netta kali ini bukan senyum manis tapi senyum kecut.

Netta melangkah mendekati salah satu perawat. "Gimana sus keadaan ayah saya? Apa selama satu bulan saya gak kesini, ayah saya sering teriak-teriak gak jelas." Netta memandang ayahnya yang sedang mendandani boneka berbie. Hatinya berdenyut nyeri.

"Iya dek, tiap malam pasti bapak teriak sambil bilang pembunuh pembawa sial. Dan parahnya bapak suka lemparin benda-benda yang ada sekitarnya, dia keliatan marah banget. Tapi tenang aja dek, bapak selalu kita kasih obat tidur biar bisa tenang," jelas perawat itu bernada serius.

Pembunuh pembawa sial adalah sebutan ayahnya untuk dirinya. Sedari kecil Netta sudah ditinggalkan oleh ibunya. Sejak saat itu ayahnya selalu menyebut Netta pembunuh, karena hadirnya Netta kedunia membuat ibunya meninggal.

Possesive PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang