Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
Yang tergenang bukan air, Yang membekas bukan luka, dan Yang mengecewakan bukan harapan, Tapi kamu.
°°°
"BEE!!!" Gertak Ken cukup keras. Netta tersadar.
Cewek itu menatap Ken dengan mata berkaca-kaca. "Ken marah ya sama Netta? Kok manggil nama Netta teriak gitu?"
Haduh ini masalah yang sering terjadi, ketika Ken tidak bisa mengontrol emosinya. Padahal ia hanya menggertak sedikit tapi Netta selalu menanggapinya berbeda. Demi apapun Ken tidak bermaksud seperti itu, ia hanya ingin tau apapun yang di rasakan pacarnya.
Ken memasang wajah datar. "Kamu itu kenapa sih Bee? Aku gak bermaksud teriak keras gitu, tadi aku udah panggil kamu beberapa kali kamunya gak nyaut, yaudah aku reflek kek gitu."
Belum sempat Netta memberi balasan Ken sudah lebih dulu memalingkan mukanya, menekuk dengan kedua tangan sebagai bantalan. Ia hanya kesal saja pada sikap pacarnya itu.
Lucu sekali, Netta cekikikan. "Netta baru tau kalau Ken bisa juga ngambek, Netta taunya Ken cuman bisa maksa doang." Tutur Netta tidak di tanggapi Ken sama sekali. Cowok itu bener bener kesal.
Perlahan tangan Netta menyentuh rambut Ken, mengelusnya penuh kasih sayang.
"Ken tau gak? Iya gak tau karena Netta kan belum bilang, hehe. Jadi Netta itu sayang banget sama Ken, Eum gimana ya intinya Ken itu penting buat Netta. Ken emang selalu bilang kalau Netta ada apa-apa harus cerita, tapi gak semua hal siap Netta ceritain sama Ken. Netta harap Ken ngerti kata privasi." Nada bicara Netta pelan sekali, seperti tidak ada tenaga.
Mata Ken terpejam menikmati setiap sentuhan di Area kepalanya. Ini untuk pertama kali Netta melakukan hal semanis itu. Mendadak Ken menjadi takut.
Hembusan nafas lirih Netta berdengung, Ken mendadak membisu. "Ken kok diem sih? Apa Netta salah ngomong tadi ya? Ken jangan gitu dong, Netta kan jadi sedih dan takut banget. Takut Ken ngambek dan berhenti peduli sama Netta." Jujur Netta mengungkapkan apa yang mengganjal di pikiran dan hatinya.