Sudahkah kalian memasukkan cerita ini ke reading list kalian?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°° Jatuh cinta itu adalah hak prerogatif setiap orang. Tapi, untuk bisa memiliki. Tidak semua orang beruntung.
°°°
Hari ini Reno kesekolah dengan memakai masker untuk menutupi lebam yang tak kunjung hilang di pipinya. Membiarkan tatapan aneh parah siswa menyerbu dirinya. Padahal saat didalam kelas tadi, sudah puluhan kali ditegur untuk melepas masker saat jam pembelajaran. Tapi, ia tolak dan memilih dihukum mengepel teras dari kelas 12 hingga 11.
Bunyi kemerdekaan terdengar, iya itu suara bel istirahat. Reno menghela nafasnya berat kemudian menaruh kembali sapu itu pada tempatnya semula. Dengan terburu-buru Reno berlari untuk segera sampai ketoilet. Saking tergesa-gesanya membuat cowok itu tak sengaja menabrak seseorang. Alhasil tubuhnya terpental hampir mencium lantai.
Bruk!
"Awhh!!!" jerit tertahan Reno ketika pantatnya membentur tembok. Ah, menyebalkan sekali, pipinya sudah banyak lebam dan sekarang tulang pantatnya terasa berdenyut hebat.
Cowok yang tak sengaja tertabrak Reno itu sama sekali tidak jatuh, bahkan cowok itu sedang memperhatikan Reno, tanpa berniat sedikitpun membantu. Untuk apa membantu, jika yang salah saja bukan dia. Jelas, cowok itu terlihat bodo amat.
"Punya mata digunain dong!" Tandas seseorang itu dengan mata berkilat tajam. Kekesalannya bertambah saat tau orang yang menabraknya adalah Reno, mantan pacar terindah Netta yang saat ini sudah menjadi miliknya.
Benar sekali, orang yang tak sengaja bertabrakan dengan Reno adalah Ken. Cowok yang saat ini menduduki tahta tertinggi di hati Netta. Sungguh, demi apapun Ken benar-benar kesal dengan orang yang ceroboh seperti itu. Ditambah orang yang membuatnya kesal adalah Reno. Huh, jika tidak mengingat Netta masih menyayangi cowok itu, maka Ken ingin sekali melenyapkannya dari muka bumi.
