Possesive Psikopat #44

40.4K 3.8K 1.9K
                                    

Pembaca baru? Tolong dong
jangan lupa vote-nya


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°Yang sulit itu bukan menentukan pilihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°
Yang sulit itu bukan menentukan pilihan. Tapi, bertahan pada pilihan.

°°°

"Seriusan? Yaudah kalau Ken mau putusin Netta sekarang aja. Jangan ditunda-tunda."


"Eum,...yaudah kalau itu mau kamu. KITA PUTUS AJA!"

Mata Netta tidak bisa berkedip lagi, ia terpaku pada ucapan Ken barusan. Benarkah? Jadi hanya sampai disini kisah cintanya. Apa mungkin alasan Ken memutuskan hubungan-nya karena cewek baru itu? Entahlah, Netta sama bingungnya.

Meski sulit, Netta berusaha terseyum. "Itu udah keputusan akhir Ken?" tanya Netta, Ken mengangguk. "Netta gak tau mau ngomong apa selain kata selamat tinggal."

Posisi Ken yang tepat berada dihadapan Netta, membuatnya semakin jelas melihat ekspresi cewek itu yang terlihat kecewa. Molekul-molekul atom? Sekecil itu kah cinta yang Netta lihat darinya? Sampai Netta tidak bisa membaca dari pancaran matanya.

"Aku kecewa sama kamu Bee. Kenapa kamu gak pernah bisa percaya sama aku. Apa kalimat cinta dan sayang dari aku selama ini terdengar main-main? Denger yah! Mau secantik apapun orang itu, aku gak peduli. Dan kamu juga gak perlu takut aku berpaling atau ninggalin kamu. Karena apa? Hati aku udah terikat sama hati kamu." Ken berujar santai, mengungkapkan isi hatinya.

Tersinggung sih tidak! Tapi, apa yang di katakan Ken memamg benar bukan? Hanya Ken yang tau segala tentangnya. Sedangkan, dirinya? Hanya Membalas seadanya. Netta menatap Ken, menusuk bola mata tajam cowok itu dengan tatapannya.

Netta menyentuh punggung tangan Ken. "Heum, Netta udah gak adil sama Ken yah? Maafin Netta Ken. Bukan maksud Netta ngeraguin cinta Ken buat Netta. Tapi, Netta takut. Takut banget malahan, Ken lebih milih cewek itu dari pada Netta." Lirih Netta tetap setia menyapukan telapak tangannya ke atas punggung tangan Ken.

Possesive PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang