possesive psikopat #31

48.3K 4.3K 1.3K
                                    

°°°
Hati itu usil. Mempertemukan dua
Hati, menciptakan sebuah harapan,
hingga terbentuklah sebuah rasa yang sebut cinta. Tinggal tunggu cinta itu berbalas atau malah pertepuk sebelah
tangan.

°°°

"Soal yang tadi, bener Lo suka sama Netta?" tanya Ken berharap apa yang dikatakan Nani beberapa saat lalu hanya sebuah guyonan belaka. Entahlah atas dasar apa pengharapan itu muncul. Ada rasa takut kehilangan, mungkin?

"Gue,... Terserah Lo aja. Misal Lo tetap menjunjung tinggi ego, bisa aja gue beneran bikin Netta jatuh ke pelukan Gue. Tapi kalau Lo lebih mementingkan perasaan Lo dan menyerah di permainan ini. Gue bakal tetap lepasin Netta buat Lo kok," jelas Nani mantap.

Ken mengangguk. "Sumpah demi apapun gue bingung dan gak tau harus ngelakuin apa dikondisi sekarang ini. Disatu sisi gue pengen sama Netta, tapi gue juga gak bisa kalah dalam permainan ini. Tujuan awal gue gak boleh goyah karena cinta." Curhat Ken mengeluarkan isi hatinya.

Munafik! Mungkin Ken bisa disebut seperti itu. Cowok itu sayang Netta tapi terus-terusan menepis rasa cinta. Merasa tidak pernah takut apapun membuat Ken jadi sosok yang keras pada pendiriannya, sekali berucap ia tidak akan pernah lupa itu.

Nani paham kondisi Ken, tapi Nani tidak paham dengan isi otak Ken. Semua akan mudah jika cowok itu lebih mementingkan hati bukan otak. Semuanya tidak akan serumit ini.

"Lo terlalu ambisius Ken, hal itu yang bikin Lo merasa gak pengen kalah dari siapapun. Gue paham Lo orangnya pinter dan gak mau jadi orang bodoh hanya karena cinta. Tapi, Lo gak sadar, sikap ambisius Lo itu bikin semuanya kacau, hal yang seharusnya mudah Lo bikin sulit." Tutur Nani pelan agar mudah dipahami Ken, ia tidak pandai merangkai sebuah kalimat yang pas untuk bisa membuat seseorang sadar, setidaknya Nani sudah melakukan apa yang ia bisa.

Ini yang selalu Ken suka dari Nani, sahabatnya itu selalu tau kondisi. Kapan harus bercanda dan kapan harus serius. Meski otak Nani rada geser tapi disaat seperti ini cowok itu mendadak pandai. Ken paham, semua orang punya satu titik kelemahan dan satu titik kelebihan.

"Kemana aja selama ini otak Lo Nan? Kok baru fungsi dengan baik dan benar sekarang?" Canda Ken berusaha mencairkan suasana.

Tukan, laknat boy banget si Ken. Selalu saja merendahkan kecerdasan-nya. Huh! Menjengkelkan membuat Nani bersumpah serapah dalam hati. Jika bukan demi Netta, ia tidak akan mau berbicara sok bijak dedepan manusia sok hebat.

Nani menoyor kepala Ken sadis. "Enak aja kalau ngomong, kasih sensor dikit kek biar gue gak sakit-sakit amat. Lo tuh gak ada adab sama sekali, kalau dipikir pikir mending Netta sama gue, dari pada punya calon imam biadab kayak lo!" Ucap Nani memberikan bumbu sindiran diakhir kalimat.

Netta lagi, Netta lagi. Sepertinya Nani sangat peduli pada cewek yang masih berstatus pacarnya itu. Tidak heran sih, karena Netta mempunyai Good looking, bukan hanya itu tapi juga Good akhlak.

Tatapan Ken intens memandang Nani. "Gak usah lebay, lagian Lo kan udah biasa dapet kritikan dari gue. Eh btw Lo peduli banget sama Netta ya? Oh iya gue lupa kalau Lo suka sama pacar gue itu,"

"Ralat bukan suka tapi cinta. Camkan itu!"

"Kok gue gak yakin sih Lo beneran cinta sama Netta, gue merasa Lo cuman mamfaatin keadaan ini buat bikin gue cemburu," jelas Ken membeberkan kejanggalan-nya.

Possesive PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang