17 (Pencuri Ponsel)

48 6 1
                                    

Drttt drttt drttt

Dering ponsel Leeanka membuat layar yang tadi berisikan foto berubah menjadi sebuah panggilan. Melihat nomer yang tidak dikenal yang menelpon membuat dahi Kirana berkerut bingung.

"Sayang, ada telepon! Unknown," teriak Kirana pada Leeanka yang tengah mencuci muka di kamar mandi kamarnya.

"Tolak." Suara Leeanka dari dalam sana. Kirana langsung menurutinya. Tapi ponsel itu kembali bergetar menandakan ada pesan masuk, dan itu dari nomer yang sama.

Kirana langsung membacanya dan hanya kata sombong yang nomer itu kirim. Segera Kirana mengetikan balasannya.

Maaf, ini siapa ya?

Ternyata orang itu langsung membalasnya,

Dih ... lupa. Orang sendiri yang maksa minta nomer aku juga. Aku mau nanyain sesuatu.

"Salah sambung mungkin?"

Bentar, pacar saya lagi di kamar mandi.

"Udahan lihat fotonya?" Kirana tersenyum melihat kekasihnya yang baru saja keluar kamar mandi dengan wajah sedikit basahanya. Tanpa menjawab pertanyaan Leeanka, Kirana langsung menyimpan kembali ponsel itu kemudian membawa Leeanka duduk bersamanya di tepian ranjang.

"Itu ada yang kirim pesan."

"Biarin," kata Leeanka.

"Aku cinta kamu." Hanya itu yang keluar dari mulut Kirana, selebihnya gadis putih itu dengan telaten mengusap wajah Leeanka yang masih terdapat air bertujuan untuk mengeringkannya.

"Makasih," kata Leeanka.

Kirana mengagguk tak lupa juga tersenyum. Gadis itu memejamkan matanya saat sapuan halus mendarat di surai panjangnya. Leeanka yang melihat wajah kekasihnya begitu damai tersenyum tulus. Ingin selalu dia bersama kekasihnya itu.

"Stay with me," ujar Leeanka terdengar seperti permintaan.

"Sini peluk." Kirana membuka kedua tangannya dengan lebar. Senyumnya bertambah lebar saat Leeanka mendekat dan memeluknya begitu erat.

"Love you .... "

"Love you too, Leeanka."

"Tidur ya, aku pulang." Kirana mengurai pelukannya kemudian berbaring di ranjangnya. Leeanka menyelimutinya sebatas dada lalu mengelus sayang kening Kirana.

"Makasih buat tadi sore. Aku bahagia bisa jalan-jalan bareng kamu ke Mall."

"Iya."

"Next time, kita jalan-jalan yang lebih jauh ya ... ajak Vanya juga."

"Kamu sehat dulu. Nanti-"

"Nanti bulan madu kamu bebas mau kemana aja. Ya, kan Leeanka?" Bukan. Itu bukan suara Leeanka.

"Ih, Kak Rakha ...," balas Kirana berubah malu.

Leeanka tidak merespon kehadiran Rakha yang tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu dulu. Ia masih sibuk memandangi wajah cantik Kirana penuh kekaguman.

Sungguh ia bersyukur mempunyai sosok Kirana di hidupnya.

Perlahan ia mendekatkan wajahnya dengan Kirana lalu membisikan sesuatu, "bertahanlah, tapi berhenti jika lelah. Kayrana, akan ada saatnya aku mengatakan semuanya pada kamu. Saat aku siap," bisik Leeanka.

LEEANKA | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang