"Aku berat ya, Ka?"
Leeanka menggeleng pelan menjawab Kirana yang ada digendongannya. Pemuda itu tetap lurus memandang ke depan. Dia tak ingin menunduk untuk melihat wajah kekasihnya.
Rasanya jantungnya berdebar jika harus melihat wajah kekasihnya.
"LEEANKAAA!" Kirana memekik kaget ketika tiba-tiba Leeanka berlari kecil saat baru saja memasuki rumah besarnya.
Kirana refleks mengeratkan kalungan tangannya pada leher Leeanka agar tidak jatuh.
"Kalo aku jatuh gimana?" Kirana menampilkan wajah kesalnya pada Leeanka yang mana itu membuat gadis itu bertambah manis saja.
Benar saja Leeanka berdebar saat matanya menatap manik Kirana.
Cup.
Satu kecupan di pipinya membuat wajah Kirana memerah seketika. Tapi pelakunya malah memperlambat langkah seolah dia ingin lebih lama memandang wajah malu Kirana.
Tuan tampan itu terlihat begitu manis sekarang.
"Kan ada aku," jawab Leeanka tanpa dosa.
"Leeanka hati-hati jalannya. Itu ada tangga loh di depan. Jangan lihatin Kirana mulu. Nanti kalian jatuh. Kan sakit," teriak Kinara, Mama Kirana yang tengah tersenyum kecil melihat kelakuan calon menantunya itu.
"Papa! Leeanka godain aku." Kirana mengadu pada Papanya.
Bukannya menegur, Kino malah ikut menggoda anak gadisnya itu, membuat Kirana malu setengah mati.
"Nggak apa-apa kalau Leeanka yang nakalin mah, Leeanka pasti tanggung jawab kok," goda Kino.
"Lahir batin."
"Nggak lucu ya, kamu."
Leeanka tersenyum kecil menanggapinya. Pemuda itu segera menidurkan Kirana di ranjangnya. Tak lupa juga menyelimuti tubuh Kirana sebatas dada. Setelahnya Leeanka berlutut di samping ranjang Kirana.
"Aku sayang kamu," ucap Leeanka dengan tangan yang mengelus puncak kepala Kirana.
"Iya," jawab Kirana.
Leeanka semakin dalam menatap manik Kirana. Dia seolah terkunci dengan manik coklat milik Kirana. Ada banyak yang ingin dia katakan pada kekasihnya itu. Tapi lidahnya seolah kelu untuk memulainya.
Dia takut ditinggalkan.
"Jangan tinggalin aku ya?"
"...."
"Nanti aku sendirian."
Satu senyuman terukir di wajah putih Kirana. Tangan dingin Kirana perlahan mengelus rahang tegas Leeanka. Gadis itu juga terlarut dengan mata teduh milik Leeanka.
"Mata kamu itu damai, sama sekali nggak tajam," ujar Kirana.
"Aku sayang kamu."
"Iya Leeanka," jawab Kirana.
"Berjanjilah, tidak akan meninggalkan aku ... sendirian."
"Kamu nggak akan sendirian. Banyak yang sayang sama kamu. Dan ada yang sangat membutuhkan kamu. Va-"
"Dia juga butuh kamu. Mamanya," potong Leeanka.
"Sayang .... "
Leeanka menghela napasnya pelan. Dia menggeleng menyuruh Kirana untuk tak lagi bersuara. Dia sudah paham akan ke mana alur pembicaraan ini jika Kirana tidak dihentikan.
Hatinya terasa sesak jika topik pembicaraan mereka mengarah pada satu hal yang paling malas Leeanka dengar.
"Kamu istirahat yang banyak. Aku ke kampus."
![](https://img.wattpad.com/cover/222892281-288-k9484.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEEANKA | COMPLETED
Fiksi RemajaFRSA#1 LEEANKA Ketika Ikhlas yang tak kunjung datang. Celakanya, yang datang dia yang mencoba diikhlaskan. Hatinya memang tidak kembali bergetar saat mata yang dulu menyakitinya datang dan menatapnya dengan tatapan yang tak pernah berubah. Perasaan...