"Gimana malam ini?"
"Aku senang. Kak Karin udah ajak aku jalan-jalan malam. Apalagi semuanya Kak Karin yang bayarin," jawab Rainka antusias.
"Kan udah gue bilang, kalau gue mau lebih kenal sama orang yang udah buat si batu Rakha percaya kalau pacarnya yang selalu dibanggakan itu ternyata cuma manfaatin duitnya aja. Gue merasa menang jadinya," ujar Karina.
Karina memang tahu putusnya hubungan sahabatnya itu tadi siang, ketika Rakha tiba-tiba bertamu ke rumahnya hanya untuk tidur di kamarnya. Pemuda kaya itu terlihat begitu kacau saat dia dipaksa menjelaskan masalahnya.
Karina bersorak senang karena hubungan Rakha selesai. Sejak awal dia sudah tidak menyukai Ratu.
Untuk merayakan itu dia mengajak Rainka bersenang-senang malam ini. Dia terlalu malas harus menemani Rakha yang masih molor memenuhi ranjangnya.
"Kak Rakha gimana?" tanya Rainka. Setelah menyelesaikan semuanya di cafe siang tadi, Rakha langsung pamit.
Rakha terlihat biasa saja, tetapi semua orang juga tahu bagaimana rasanya setelah tahu jika orang yang kita cintai ternyata hanya mencintai uang kita, dan lebih parahnya dia menduakan kita.
Terlihat biasa saja tidak bisa membohongi hatinya jauh dari kata baik-baik saja.
"Patah hati pastinya. Dari tadi siang tidur di kamar gue nggak bangun-bangun. Kebiasaan kalau ada masalah si Rakha malah molor, sialnya dia senengnya molor di kamar gue. Dari dulu nggak pernah berubah," jawab karina panjang lebar.
"Kalian sahabatan dari kecil ya?"
"Iya. Kata orang, gue sama Rakha itu kayak kembar Selalu barengan."
"Kata orang, sahabatan antara lawan jenis itu nggak selalu murni sahabatan. Kak Karin percaya nggak?" tanya Rainka.
Karina terkekeh pelan. Dia meminum milk shake nya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan polos gadis berkepang di depannya ini.
"Nggak tahu juga sih. Gue biasa aja."
"Aku percaya sama itu." Rainka ikut menenggak minumnya. Tetapi bukan milk shake, melainkan dua es jeruk sekaligus.
"Entah kenapa, lo itu mirip Vanya. Polos banget."
"Ah iya. Aku mau lihat Vanya. Kenapa nggak diajak?" Pertanyaan itu benar-benar dari dalam hatinya. Rainka sangat ingin bertemu gadis kecil yang terlihat menggemaskan itu. Penasaran seperti apa dia.
"Dia nggak boleh keluar malam sama ayahnya. Bisa-bisa gue digantung sama Leeanka. Lagian dia lagi sama orang tuanya. Vanya dan Kirana lagi nginep di rumah Leeanka," jawab Karina.
Benar, jika saja anak itu ada di rumahnya, sudah pasti Vanya merengek ingin ikut.
"Gue pastikan lo jadi tamu spesial di pernikahan adik gue."
Uhuk uhuk uhuk
Rainka memberikan kode lewat tangannya jika dia baik-baik saja. Segera dia meminum air putih agar batuknya reda.
"Are you okay?"
Rainka mengagguk. Mengelus dada, bermaksud menenangkan hatinya.
"Begitu Leeanka lulus, dia bakalan nikahin adik gue. Awalnya mau diadain pertunangan dulu, tapi Leeanka nolak. Dia ngebet nikahin Rana. Dan pernikahannya bakalan mewah. Leeanka mau semua orang tahu kalau Kirana itu pasangannya."
"...."
"Nggak tahu juga, Rana sendiri nggak mau hubungannya diekspos, tapi Leeanka bakalan bujuk Rana katanya. Sejujurnya gue juga setuju sama Leeanka. Gue risi sama orang-orang yang sering recokin Leeanka maupun Kirana. Kan, kalau status asmara anak tunggal keluarga Fransea itu di ketahui banyak orang, harapan mereka itu pupus bisa dapat cinta Leeanka." Karina menyempatkan diri mengambil napas terlebih dahulu, lalu kembali melanjutkan ceritanya,

KAMU SEDANG MEMBACA
LEEANKA | COMPLETED
Teen FictionFRSA#1 LEEANKA Ketika Ikhlas yang tak kunjung datang. Celakanya, yang datang dia yang mencoba diikhlaskan. Hatinya memang tidak kembali bergetar saat mata yang dulu menyakitinya datang dan menatapnya dengan tatapan yang tak pernah berubah. Perasaan...