Kaysa Kirana Aribi
Ketika menatapnya, rasa takut dia pergi itu lebih besar dari rasa cinta yang ada___Leeanka.
----o0o----
"Leeanka .... " Leeanka menoleh, tersenyum melihat kekasihnya yang baru saja masuk."Vanya tidur?" tanya Kirana begitu melihat anaknya sudah terlelap di samping Leeanka.
Leeanka mengangguk. Perlahan dia turun dari ranjangnya. Sebisa mungkin dia tidak menghasilkan suara agar Vanya yang baru saja terlelap itu tidak terbangun yang ujung-ujungnya pasti akan badmood karena tidurnya diganggu.
Cup
Setelah mengecup kening anaknya lama, Leeanka mengajak Kirana keluar dari kamarnya. Dia menggenggam tangan kekasihnya itu dengan erat.
Sesampainya mereka di ruang tengah. Leeanka langsung menidurkan dirinya di sofa, menjadikan paha Kirana sebagai bantalan kepalanya.
Kirana yang memaksa itu.
"Vanya pasti kekenyangan," ujar Kirana sembari memainkan rambut coklat Leeanka.
"Masakan kamu enak," jawab Leeanka memuji masakan kekasihnya.
"Makasih." Mereka memang baru saja makan malam bertiga. Ya, hanya bertiga karena ayah Leeanka sedang ke luar kota mengurus bisnisnya. Jarang sekali orang itu ada di rumah.
Drttt drttt drttt
"Punya kamu." Leeanka meraih ponsel Kirana yang tergelatak di meja. Kirana tersenyum sebagi tanda terima kasih lalu ia melihat pesan yang baru saja masuk.
Leeanka penasaran dengan siapa yang mengirim pesan pada Kirana sampai Kirana tersenyum saat mengetikan balasan. Wajar, Kirana kurang suka bergaul dengan banyak orang. Terlihat aneh jika gadis itu bertingkah seperti seseorang yang memiliki banyak teman.
"Siapa?" tanya Leeanka.
"Lihat aja." Kirana memberikan ponselnya kepada Leeanka. Leeanka bisa melihat nama Anina Indira yang sedang berbalas pesan dengan Kirana.
"Kamu kenal nggak sama Nina? Sahabat Rainka, yang kemarin ke Mall?"
"Nggak." Mata Leeanka masih terfokus pada ponsel di tangannya. Sebenarnya Leeanka sedang ingin memainkan ponsel Kirana.
"Dia baik. Semua teman Rainka itu baik. Aku suka sama mereka," ujar Kirana kembali memainkan rambut Leeanka.
"Bagus," jawab Leeanka singkat.
"Aku punya nomer telepon mereka, tapi nomer Rainka yang sudah aku anggap adik malah nggak punya." Saat dia bertukar nomer dengan yang lainnya di Mall, Rainka malah tidak ada di sana. Jadi, dia masih belum bisa mendapatkan nomer gadis itu.
"Nanti aku minta Riza. Dia pasti punya."
"Nomer siapa?" Leeanka kembali menyimpan ponsel Kirana di meja. Matanya kini menatap Kirana dengan hangat.
"Rainka."
"Aku punya."
"Ah?" Kirana terkejut. Tidak menyangka akan jawaban Leeanka. "Aku senang karena kamu udah mau punya kontak gadis lain selain aku dan Kinan," lanjut Kirana sembari tersenyum.
"Padahal aku ngarep kamu cemburu," ujar Leeanka begitu polos.
Kirana menanggapinya dengan senyuman. Jantungnya berdebar hebat, tetapi dia selalu suka jika Leeanka bersikap manis seperti ini. Tidak ada lagi wajah dinginnya. Leeanka selalu meberikan kehangatan.
![](https://img.wattpad.com/cover/222892281-288-k9484.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEEANKA | COMPLETED
Teen FictionFRSA#1 LEEANKA Ketika Ikhlas yang tak kunjung datang. Celakanya, yang datang dia yang mencoba diikhlaskan. Hatinya memang tidak kembali bergetar saat mata yang dulu menyakitinya datang dan menatapnya dengan tatapan yang tak pernah berubah. Perasaan...