46 (Api Cemburu)

46 5 2
                                        

Assalamualaikum, Author rindu Kirana banyak-banyak!!!

----o0o----

"Sampai sana Neng harus gimana Nith-Nith?!" Pertanyaan itu sudah lebih dari 10 kali Rainka tanyakan pada Nitha. Di sepanjang perjalanan, Rainka begitu gelisah memikirkan alasan apa yang harus ia buat ketika sampai di rumah keluarga Fransea. "Neng nggak siap Nith-Nith! Kita batalin aja rencana kita?"

"Tolong Ran, lo selesaikan semuanya. Benar-benar selesai biar lo hidup tenang. Satu tahun lo seperti manusia tanpa nyawa. Dan sekarang saat Kak Leeanka kembali, lo nggak mau ketemu. Padahal gue tahu lo sangat rindu. Nggak usah bohong Ran, gue tahu lo, luar dalam. Jadi gue mohon, lo selesaikan semuanya sesuai rencana kita tadi malam." Nitha menepikan mobilnya tepat di depan bangunan megah kediaman keluarga Fransea.

"Neng-"

"Berani Ran! Lo harus bisa supaya lo dapat kepastian. Jangan malu-malu, tanyain aja semua yang mau lo tahu. Siapa tahu besok-besok lo nggak bisa lagi dekat-dekat dia karena dia udah ada istri-"

"Nith-Nith!"

"Lihat! Marah kan? Lo itu nggak rela Kak Leeanka kawin selain sama lo. Lo itu mau Kak Leeanka cuma sama lo. Lo itu mau Kak Leeanka jadi pasangan hidup lo. Iya kan? Lo udah ada di depan rumahnya, tinggal turun aja."

"Tapi-"

"Tenang Ran. Bersikap biasa aja selayaknya orang bertamu. Walaupun jam tujuh pagi sebenarnya bukan waktu yang tepat buat bertamu, tapi udahlah! Gue telanjur nganterin lo sampai sini. Jadi silakan turun. Selesaikan semuanya. Gue ke kampus!"

Nitha dengan kejamnya mendorong tubuh Rainka keluar dari mobil. Gadis itu melambaikan tangan sebelum melajukan mobilnya pergi menjauh.

Rainka menarik napasnya lalu dikeluarkan dengan pelan. Hal itu ia lakukan kurang lebih sebanyak 10 kali. Gunanya adalah untuk memberikan ketenangan agar dirinya tidak terlalu gugup ketika bertemu dengan Leeanka. Agar rencana yang ia dan Nitha bicarakan tadi malam berjalan baik. Agar rasa penasarannya terhadap sosok Claretta bisa dijawab oleh Leeanka.
Terlebih, agar ia bisa memeluk tubuh yang selalu mengganggu tidurnya.

Di halaman depan rumah, ada seorang wanita setengah baya dengan piama tidurnya tengah menyiram tanaman di halaman. Rainka bisa mengenalinya; Rheni Bunda dari Leeanka.

"Assalamualaikum ...." Salam Rainka membuat Rheni mengalihkan perhatian ke arahnya, dan itu otomatis menarik langkah Rainka untuk mendekat.

"Waalaikum salam," jawab Rheni dengan raut wajah tampak bingung dengan seorang gadis yang bertamu pagi-pagi sekali ke rumahnya. "Cari siapa, Nak?" tanya Rheni seraya menyerahkan pipa di tangannya pada seorang pembantu.

Rainka tersenyum mendengar keramahan Rheni. Wanita itu tampak lebih bergairah dari satu tahun lalu terakhir bertemu. Wanita itu terlihat penuh kasih sayang tidak seperti satu tahun lalu yang berlaku layaknya tanpa belas kasihan.

"Saya cari Leeanka, Tante," jawab Rainka dengan canggung menyebut 'Tante'

"Kalau boleh tahu, namanya siapa?"

"Rainka."

Rheni manggut-manggut, tapi di mata Rainka wanita itu seperti menahan senyum, entah benar atau hanya dugaan.

"Kalau begitu mari masuk. Soalnya Leeanka sedang lari pagi. Sebentar lagi juga pulang sepertinya," ujar Rheni. "Itu anaknya!" pekik Rheni.

Pekikan Rheni otomatis membuat Rainka berbalik. Ironis, yang ditangkap matanya seketika membuat batinnya mencelos. Dadanya tiba-tiba sesak melihat Leeanka berjalan bersisian dengan Claretta. Sungguh, Rainka ingin kabur saja rasanya.

LEEANKA | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang