12 (Pelengkap)

63 7 2
                                        

BRAK!!!

"MAMA!!!"

Kirana refleks mendorong tubuh Leeanka sampai-sampai pemuda itu terhuyung jauh hingga membentur tembok.

Kirana meminta maaf lewat matanya dan dijawab Leeanka dengan dengusan kecil.

"Mama?"

Keduanya masih diam. Terlalu shock dengan kejadian tadi.

Sedikit lagi, mereka akan....

"Vanya ganggu ya?" Seorang gadis kecil berkulit putih bertanya dengan polosnya. Gadis kecil itu menunjukan wajah bersalahnya saat sang Mama berjalan mendekatinya.

"Nggak sayang," jawab Kirana lembut, kemudian membawa gadis kecil bernama Vanya itu duduk di atas ranjang dan di pangkuannya.

Leeanka mengikuti. Bersisian dengan dua gadisnya.

"Vanya ganggu ya, Ayah?" tanya Vanya polos

"Iya." Jawaban Leeanka itu membuat dia mendapat tatapan aneh dari Kirana.

Sedetik kemudian Leeanka tertawa kecil. "Makannya ketuk dulu pintunya. Jangan asal masuk aja," kata Leeanka seraya mengelus surai panjang nan coklat milik anaknya.

"Tapi kata Mama, Vanya kalau mau masuk, masuk aja. Jadi Vanya harus nurut sama siapa? Mama atau Ayah?" Lagi, gadis kecil dengan gaun tidur senada dengan Kirana itu bertanya dengan wajah polosnya.

Leeanka yang gemas membawa Vanya ke pangkuannya. Dia mendekap Vanya dengan erat.

"Kamu harus nurut sama Mamah juga Ayah. Tapi untuk ini kamu nurut sama Ayah ya, sayang," jelas Kirana memberi pengertian.

Cup!

"Vanya sayang sama Mama!"

"Ayah?" tanya Leeanka tak kalah polos.

"Vanya juga sayang sama Ayah!"

Satu kecupan lagi Vanya daratkan di pipi kiri Ayahnya. Leeanka dan Kirana tersenyum melihat kelakuan anak mereka.

"Tapi Ayah sekolahnya jauh, jadinya Ayah jarang main sama Vanya. Jarang cium, juga jarang peluk," rajuk Vanya begitu menggemaskan.

Leeanka mengecup singkat kedua pipi Vanya, semakin mengeratkan pelukannya pada Vanya. "Udah peluk plus cium. Mau apalagi?" tanya Leeanka.

"Makasih kalian udah sayang sama Vanya. Vanya senang bisa jadi anak kalian. Ayah sama Mama baik banget sama Vanya. Grandma Kinara, Grandpa Kino, Abuelo, dan Abuela juga sayang sama Vanya. Vanya bahagia bisa hidup sama Ayah dan Mama, Vanya nggak mau apa pun lagi." Mulut kecilnya berbicara begitu lembut. Wajahnya yang tulus membuat kedua orang tuanya tersentuh.

"Iya, sayang ..., " jawab Leeanka dan Kirana bersamaan. Kirana memeluk keduanya dengan begitu erat.

Tak akan dia lepaskan mereka. Sampai matanya menutup dia akan mencintai kekasih dan anaknya dengan setulus hatinya.

"Mama sayang Ayah sama Vanya. Selamanya," lirih Kirana sembari memejamkan matanya dipelukan kekasih dan anaknya.

'Ayah ....' teringat waktu lalu, ketika Vanya memanggil Leeanka dengan begitu lembutnya. Hatinya yang bergetar karena suara anak itu.

Di Negeri Matador, Kirana bertemu dengan gadis kecil itu. Wajah menawan dengan mata coklatnya yang indah begitu memikat hatinya. Dia telanjur mencintai Vanya. Hatinya tergerak untuk menjadikan Vanya sebagai anaknya. Dan Leeanka ... sampai meneteskan air mata melihat kekasihnya begitu bahagia bersama Vanya.

Tidak ada alasan menolak Kirana yang ingin mengadopsi Vanya. Leeanka sendiri yang lebih dulu mencintai gadis manis itu. Leeanka mencintai keduanya. Jadi, dia akan lakukan apa pun selagi ia bisa.

LEEANKA | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang