34 (Together Night 2)

34 5 3
                                    

Mengapa dia sebodoh itu?_Leeanka Rheinazie Fransea

----o0o----

"Emang dasar, Leeanka keterlaluan!
Ageng sudah mencak-mencak setelah mendengar cerita panjang lebar seorang Rainka yang tadi dia temui di jalanan sepi dengan keadaan basah kuyup. Amarahnya tersulut karena tingkah Leeanka yang sama sekali tidak jelas menurutnya.

"Kenapa lo nggak pukul aja Ra? Biasanya lo berani sama orang?!" Kini giliran Rainka yang kena semprot Ageng.

Gadis dengan kaos kebesaran yang menutupi tubuhnya itu menggeleng lemah sembari terus menghangatkan tubuhnya lewat gelas berisi teh panas yang dia genggam.

Wajahnya kembali begitu lugu setelah tadi dia tersedu-sedu di pelukan sahabat kecilnya. Bibir mungilnya juga sudah bersedia bersuara untuk menceritakan kronologis kejadian yang menimpanya.

"Cowok apaan kayak gitu? Main tinggalin cewek di tempat sepi."

"Mungkin dia lagi emosi."

"Gue inget Ra ... dulu dia baik banget sama lo. Gue aja pernah dibentak karena buat lo nangis. Lah sekarang giliran gue yang bentak dia. Sembarang jadi orang! Dulu aja nempel mulu jagain lo, sekarang malah nyakitin lo!"

"Gue yang salah."

"Kenapa lo nggak pukul aja Ra? Katain gelo yang pedes!!! Tendang tuh selangkangannya."

"Gue nggak bisa kalau dia udah bahas gituan. Tahu sendiri gue mellow orangnya. Yang ada gue pengin nangis aja, dia gitu ke gue."

Ageng mengembuskan kasar napasnya. Kilasan memori Rainka menangis tersedu-sedu beberapa saat lalu sungguh membuatnya naik pitam. Tapi melihat wajah polos gadis di depannya sama saja membuatnya luluh.

Pada akhirnya seorang Ageng Putra Bhisma kembali duduk di samping Rainka. Lalu dia rangkul tubuh itu dengan penuh kasih sayang.

"Makasih ya A, Aa udah mau nolongin aku. Andai yang dateng penculik pun mungkin aku pasrah karena aku kalut."

"Iya Ra. Tenang aja. Aa balik ke Indonesia juga mau jagain Ara kayak dulu."

"Maaf ya, dulu Ara pergi gitu aja. Nggak pamit sama Aa."

"Its okay. Gue juga bakalan lakuin hal sama andai ada di posisi lo."

Iya, Ageng tahu semuanya yang terjadi di masa lalu. Bukan Rainka yang menceritakannya, namun dirinya yang sudah tahu dari awal jika gadis berkepang gantung dengan sikap polos dan cerianya adalah sahabat kecilnya yang menghilang tanpa jejak beberapa tahun silam. Dia tahu semuanya, termasuk alasan dari seorang Rainka Az Zahra.

"Gue pulang dari Singapura langsung cari lo, akhirnya gue tahu kalau Rainka cewek matre yang doyan duitnya si Sultan Iman itu sahabat kecil gue. Gadis kecil yang dulu selalu bareng gue. Gue tahu dari awal masuk kuliah, tapi gue diem aja karena lo juga nggak kenal sama gue. Lama-lama gue gemes juga sama lo. Kangen lo, dan nggak bisa jadiin lo sebagai Rainka. Lo itu Ara, Ara si geulis yang bawel."

Rainka tersenyum gemas melihat sahabat kecilnya berceloteh panjang lebar. Dia sangat senang karena kini Ageng sudah tumbuh dengan gagah. Padahal dulu orang yang sedang merangkulnya ini tidak punya body sama sekali. Semuanya lebar tidak terbentuk.

Tapi lihatlah sekarang, dari samping saja wajahnya terukir apik.

"Anjeun baheula gendut pisan. Ayeuna awakna siga atlit. Kasep pisan." (Kamu dulu gendut banget. Sekarang badannya kayak atlet. Ganteng banget)

"Tangtosna, leres. Supados anjeun henteu ngagoda kuring deui." (Iya dong. Biar nggak diledekin kamu lagi)

"Berarti kalau aku nggak ledekin, kamu nggak bakalan ganteng kayak sekarang? Traktir aku es jeruk karena udah memberikan dampak yang baik buat masa depan kamu. Siapa coba yang nggak ngantri kalau kayak gini bentuknya?!"

LEEANKA | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang