Beruntung ada Kinan dan Riza di tengah banyaknya orang yang tidak Rainka kenal. Jika saja tidak ada mereka berdua, sudah bisa dipastikan Rainka akan kabur saja pulang lebih dulu akibat mati kebosanan karena tidak ada teman mengobrol.
Mengandalkan Leeanka jangan tanya. Tahu sendiri seperti apa sikap orang itu. Bukan karena diamnya Leeanka, tapi karena jawaban pemuda itu kadang menyakitkan.
Walaupun dia sok akrab, tapi entah kenapa keadaannya tidak seperti biasa. Rainka canggung sendiri bercap sebagai gadis yang dibawa oleh Leeanka.
Apalagi ketika baru saja sampai, banyak pasang mata yang menatapnya penuh selidik. Dan Rainka tahu arti dari tatapan itu. Semuanya pasti penasaran dan bertanya-tanya; siapa dirinya yang bisa-bisanya datang bersama seorang Leeanka. Padahal dia bukan alumni SMA UDIPTA.
Sok jaim, Rainka diam saja sembari melayangkan pandangannya menatap mata-mata yang masih memandangnya. Jika saja sikap gilanya sedang datang, dia akan menanyai satu per satu orang-orang yang memandangnya seperti itu.
"Nggak nyaman, Ran?" Pertanyaan Kinan diangguki oleh gadis yang duduk di depannya itu.
"Leeanka emang terkenal. Apalagi berita tentang dia dan Kirana beberapa hari kemarin. Pastinya mereka aneh bisa-bisanya Leeanka bawa cewek yang baru mereka lihat." Rainka kembali menggangguki penuturan Kinan, tapi matanya kini terfokus pada Leeanka dan Riza yang sedang mengobrol dengan orang yang bisa Rainka pastikan adalah mantan satu team basket dengan keduanya. Kata Kinan.
"Lo dengerin gue nggak sih, Ran?"
"Iya Kak, aku dengerin." Rainka sudah benar-benar mentap Kinan yang sejak tadi dia abaikan. "Tapi aku mau tanya deh." Rainka memajukan duduknya agar dirinya dan Kinan yang terhalang oleh meja bisa lebih dekat.
"Masa aku tadi kayak lihat Kak Yasa?"
Kinan malah menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan si polos di depannya ini.
"Iya. Tadi yang nyapa lo itu Yasa, tapi lo ribut aja pesan es jeruk sampe nggak ladenin dia."
"Masa sih?"
"Iya Rainka. Makanya jangan minum es jeruk mulu. Entar anak lo kuning tahu rasa."
"Lah .... Emang ada sejarahnya gitu anaknya kuning karena kebanyakan minum es jeruk?"
"Tau ah. Pusing gue sama kepolosan lo." Rainka malah menggelengkan kepalanya melihat Kinan yang pergi meninggalkannya.
Kasihan sekali dia yang pastinya harus sendirian. Mengingat ponselnya yang sengaja dia tinggalkan di kamar membuat dirinya mendengus kesal karena akan menjadi orang kurang kerjaan.
"Ran." Yasa tiba-tiba datang lengkap dengan wibawanya. Tidak menampik jika Yasa lelaki dewasa yang tampan. Ditambah jas yang dikenakannya membuat dirinya semakin pantas mendapat gelar calon pengacara.
"Apa?" Rainka sebenarnya masih kesal dengan Yasa. Lebih tepatnya dengan jalan yang dipilih oleh Yasa untuk hubungannya dengan Anina.
"Aku masih marah ya, sama Kak Yasa. Aku nggak mau bicara sama Kak Yasa kalau Kak Yasa bawa Aura. Pergi sana. Pergi, pergi."
Tidak sadar diri memang Rainka. Siapa yang punya acara siapa yang diusir. Baru dia sadar fakta Yasa adalah alumni sekaligus ketua panitia reuni akbar ini.
"Nggak Ran. Gue nggak bawa Aura. Dia lagi sibuk ngurusin pernikahan kita."
"Harus gitu dikasih keterangan ngurusin pernikahan kita?" Nada bicara Rainka sudah tidak lagi bersahabat. Dia semakin kesal saat Yasa mengingatkannya tentang rencana pernikahan yang membuat Anina menangis patah hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEEANKA | COMPLETED
Fiksi RemajaFRSA#1 LEEANKA Ketika Ikhlas yang tak kunjung datang. Celakanya, yang datang dia yang mencoba diikhlaskan. Hatinya memang tidak kembali bergetar saat mata yang dulu menyakitinya datang dan menatapnya dengan tatapan yang tak pernah berubah. Perasaan...