"Tolong deh Ran, nurut sama gue! Sehari aja rambut lo digerai kalau kuliah!" Rainka yang hendak turun dari mobil mengurungkan niatnya itu karena Nitha tiba-tiba mengomel tidak jelas.
"Apanya?" tanya Rainka polos.
"Rambut lo, nggak usah di kepang. DIGERAI! PAHAM!" Rainka sampai harus menutup telinganya karena Nitha berteriak tepat di telinganya.
"PAHAM! DI GERAI! KALAU NGGAK TAHU DI GERAI, DIBUKA KEPANGNYA! NGGAK NGERTI JUGA?!"
"Berisik." Dengan polosnya Rainka menyuruh Nitha untuk setidaknya tidak berteriak lagi.
Rainka benar-benar tidak mengerti kenapa Nitha sampai mencak-mencak padanya. Padahal saat di mobil menuju kampus tadi, gadis dengan lesung pipit itu masih normal-normal saja.
"Lo teriak kenceng banget kayak marahin gue." polos Rainka.
Nitha yang tidak tega melihat Rainka yang begitu polos akhirnya memilih mengalah. Dia mengembuskan napasnya kasar, mencoba mengatur napasnya yang sedikit memburu.
Emosinya sedang naik.
"Kan, kalau di rumah rambut gue digerai, Nith-Nith," jawab Rainka.
"Nama gue Nitha." koreksi Nitha.
"Iya maaf."
"Itu kalau lo mau tidur!"
"Sama aja."
"Emosi gue!" ketus Nitha.
Rainka menatap wajah kesal Nitha. Entah kenapa akhir-akhir ini Nitha selalu menyuruhnya untuk menggerai rambut saat kuliah. Padahal tidak ada undang-undangnya rambut harus digerai di kampus.
"Renitha Ricandra Zufyan. Lo lagi nggak jelas, berubah emosian!" ujar Rainka ikut kesal "tapi gue sayang," cicit Rainka.
"Makanya, kalo sayang sama gue nurut. Ketimbang sehari, Ran!" Rupanya Nitha masih keukeh agar Rainka menggerai rambutnya.
"Oke. Hari ini gue digerai." putus Rainka mengalah.
Mata Nitha yang awalnya kesal berubah berbinar mendengar keputusan Rainka. Akhirnya sahabat polosnya itu mau menurutinya.
"Sini-sini, gue bukain kepangnya!" Nitha dengan semangat yang membara langsung membuka kepang Rainka. Dia juga merapikan rambut lurus hitam legam Rainka dengan telaten.
"Cantik kan, temen gue?" Rainka mencibir menanggapi pujian Nitha. Dia tahu Nitha tidak sepenuhnya memujinya.
Rainka langsung berkaca pada kaca spion tengah untuk melihat wajahnya dengan rambut yang tergerai.
Wajahnya masih sama, tapi ia merasa sedikit tidak percaya diri dengan rambut tergerainya.
Rasanya ... lain.
"Kok gue nggak percaya diri, Nith-Nith," ujar Rainka polos.
"Nama gue Nitha," koreksi Nitha.
"Iya Nith-Nith."
"Bener-bener ya, lo!" Nitha kembali kesal dengan Rainka. Gadis itu terus saja memanggil dia Nith-Nith, padahal dia tidak suka dengan panggilan itu.
Dia harus memberi pelajaran pada orang yang pertama membuat namanya mendadak ganti itu.
Aldiman Ginanjar. Awas saja.
"Iya maaf. Beneran aneh rasanya digerai kaya gini. Rasanya bukan aku gitu."
"Itu karena lo selalu dikepang. Makanya sekali-kali digerai. Lagian kayak ada orang spesial aja yang bilang rambut lo lebih cantik dikepang, nggak ada juga, kan." celetuk Nitha, "nanti jangan lupa lo kibas-kibasin rambut lo itu di depan anak Fakultas hukum." lanjutnya membuat Rainka menyerngit.
![](https://img.wattpad.com/cover/222892281-288-k9484.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEEANKA | COMPLETED
Teen FictionFRSA#1 LEEANKA Ketika Ikhlas yang tak kunjung datang. Celakanya, yang datang dia yang mencoba diikhlaskan. Hatinya memang tidak kembali bergetar saat mata yang dulu menyakitinya datang dan menatapnya dengan tatapan yang tak pernah berubah. Perasaan...