Rainka Az Zahra
Ini mendadak, sampai aku ingin mati mendadak rasanya_Rainka Az Zahra.
----o0o----
"Semoga kamu bisa mengerti ya, Nak."
Sosok Leeanka tidak bisa menjawab Kino. Dia kehilangan seribu bahasa ketika mendengar fakta yang membuat hatinya tidak rela.
"Kirana harus dibawa ke Prancis agar penyakitnya sembuh. Setuju nggak setuju Kirana akan tetap ke sana."
Leeanka tidak merespon suara Bundanya. Tatapannya terkunci penuh pada ubin di bawahnya dengan pikiran yang berkecamuk.
"Gimana, sayang?" tanya Kinara sembari mengelus bahu Leeanka.
Leeanka masih berpikir, tidak siap dengan ini. Ini terlalu tiba-tiba. Dadakan.
"Tuan muda, kondisi Kirana bertambah parah. Suatu keajaiban dia bisa sadar, tetapi sel kanker itu sudah menjalar mempengaruhi fungsi otaknya. Jika tidak segera di tangani, nyawa-"
"Lakukan yang terbaik. Apa pun untuk Kirana," potong Leeanka dengan tatapan tenang yang menyorot pria setengah baya berjas putih yang duduk di hadapannya.
Leeanka setuju dengan sebongkah perasaan tidak rela di dada.
Dokter setengah baya itu tersenyum dengan keputusan Leeanka. Dia buru-buru keluar dari ruangan karena masih ada pasien yang harus diurus, menyisakan anggota keluarga di sana.
Tiba-tiba Rheni berdiri. Tersenyum hangat pada calon besannya.
"Saya juga permisi. Semoga calon menantu saya cepat pulih. Maaf tidak bisa mengantarkan besok, tapi setelah urusan saya selesai, saya pasti akan jenguk ke sana. Permisi."
Rheni cipika-cipiki terlebih dahulu dengan Kinara. Ketika akan berlalu, Leeanka yang ada di samping Kinara menahan tangannya.
"Assalamualaikum, Bunda." Leeanka menyalimi tangan Bundanya. Mencium tangan itu lama dengan doa yang dia rapalkan dalam hatinya.
Rheni, Kinara, dan Kino terkesiap.
Leeanka tersenyum hangat. "Hati-hati di jalan Bunda. Jaga kesehatan. Aku menyayangimu," katanya lembut.
Rheni tak menjawab. Tergesa-gesa pergi dari sana.
"Ayah dan bunda kamu selalu sayang kamu."
Ibu dari kekasihnya sangatlah baik.
"Papa bangga sama kamu. Kamu harus jadi mantu Papa. Saat Kirana di Prancis dan kamu masih tugas di sini, kamu harus ingat sama anak Papa. Setia," ucap Kino memberi peringatan.
Leeanka menanggapinya hanya dengan senyuman, kecil. Mulutnya benar-benar tidak mengucapkan satu kata pun.
Hanya senyum tulus yang mampu mewakili rasa terima kasihnya karena telah hadir sebagai sandaran untuknya ketika kedua orang tuanya bahkan menambah luka hatinya saat dia begitu membutuhkan pelukan.
Drttt drttt drttt
Leeanka bergerak mengambil ponselnya. Dia segera menjawabnya setelah mengetahui nama si penelpon.
"Siang Tuan Muda," sapa suara berat di seberang sana.
"Siang," jawab Leeanka seadanya.
"Saya sudah menyelidikinya. Dan saya sudah mendapatkan rekaman Cctv-nya. Pelaku yang membuat nona Kirana seperti ini sahabat tuan-"
"Kirimkan pada saya. Uangnya akan saya transfer. Terima kasih."
Tuutttt
Leeanka memutuskan panggilan sepihak.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEEANKA | COMPLETED
Teen FictionFRSA#1 LEEANKA Ketika Ikhlas yang tak kunjung datang. Celakanya, yang datang dia yang mencoba diikhlaskan. Hatinya memang tidak kembali bergetar saat mata yang dulu menyakitinya datang dan menatapnya dengan tatapan yang tak pernah berubah. Perasaan...