"Nuhun nya Kak, udah mau nganterin aku ke rumah Kirana," kata Rainka.
Seseorang yang duduk di balik kemudinya hanya tersenyum menjawab Rainka yang duduk di sampingnya. Matanya kembali fokus pada jalanan siang ibu kota yang tampak sedikit lengang.
"Kak Riza tahu dari mana kalau aku ingin ke rumah Kirana?" tanya Rainka.
Riza adalah seseorang yang tiba-tiba memanggil Rainka beberapa saat lalu. Kabar baiknya Riza langsung mengajak Rainka ke rumah Kirana. Meloloskan Riza dari semprotan kekesalan Rainka karena pemuda itu mencegat misinya.
Rainka yang memang ingin sekali menemui Real Angel itu menerima ajakan Riza dengan sangat antusias.
"Kinan yang bilang. Katanya seminggu terakhir ini lo selalu ngintilin Leeanka, nanyain rumah Kirana. So, gue bisa anterin lo ke sana."
Rainka mengangguk mengerti. Dalam hatinya, Rainka tak menyangka Kinan diam-diam memperhatikannya seminggu terakhir ini. Padahal dia kira Kinan masa bodo dengan penderitaannya. Tapi nyatanya cewek cuek itu masih perduli.
"Selama Leeanka jadi dosen sementara di Nusantara, banyak yang gila sama dia. Banyak yang nitip surat sama gue. Minta nomer telepon. Atau bahkan ada yang nanyain rumahnya ke gue. Dan mereka itu nggak berani sama Leeanka. Jadinya gue yang riweh. Dan lo gue kasih reward karena berani plus sabar sama dia. Nggak ada yang kayak lo berani ngerecokin dia," jelas Riza diakhiri dengan senyuman.
"Hehehe. Kan aku usaha. Tapi tetap aja sih aku diabaikan. Sakit .... " Riza geleng-geleng kepala mendengar jawaban polos gadis berkepang gantung di sampingnya.
"Kenapa lo begitu menggemaskan?"
"Suka nggak?" tanya Rainka dengan lugunya.
"Suka, geulis." Rainka nyengir. Riza malah mencubit pipi kanannya.
"Kenapa manusia kayak lo bisa kenal sama gue?"
"Ingat nggak, dulu pertemuan awal kita?"
"Always. Ketika gue nggak sengaja nabrak lo dan buat buku-buku lo jatuh ke tanah. Bukannya minta ganti rugi buku, lo malahan minta gue traktir es jeruk satu bulan. Gila nggak tuh?" Riza masih begitu hapal dengan kejadian itu.
Rainka nyengir. Teringat kejadian saat dia masih Opsek. Riza tidak sengaja membuat buku-buku SMA nya jatuh di sekitaran lapangan yang becek. Dan dia malah meminta traktiran es jeruk kepada senior populer yang baru saja ditemuinya itu.
Dari situ dia mengenal Riza, dan untuk sampai pada tahap akrab itu karena Iman satu fakultas dengan Riza dan sering menghabiskan waktu bersama.
"Baru gue tahu ada orang kayak lo,"
"Hehehehe ... omong-omong, Kak Riza betah nggak di Bandung?"
"Nggak. Jakarta udah mendarah daging sama gue. Lo sendiri betah di sini?"
"Alhamdulillah, betah. Banyak hal tak terduga di sini," jawab Rainka disertai senyumannya.
"Really?"
Rainka mengagguk mantap. "Apa tuh yang nggak terduga?" tanya Riza.
"Secret." Riza mendengus mendengar itu. Dia lantas memilih kembali diam. Berbeda dengan Rainka yang tiba-tiba termenung memikirkan hal tak terduga yang menimpanya.
Pikirannya melayang jauh sampai ia membuat Riza menyerngit heran karena gadis di sebelahnya itu tak membuat keributan di dalam mobilnya seperti biasa.
"Gue seminggu kemarin sibuk banget. Jadi jarang pegang handphone." Riza memilih kembali bersuara untuk memecah keheningan. Usahanya itu berhasil karena Rainka kembali ke alam sadarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEEANKA | COMPLETED
Fiksi RemajaFRSA#1 LEEANKA Ketika Ikhlas yang tak kunjung datang. Celakanya, yang datang dia yang mencoba diikhlaskan. Hatinya memang tidak kembali bergetar saat mata yang dulu menyakitinya datang dan menatapnya dengan tatapan yang tak pernah berubah. Perasaan...