Leeanka Rheinazie Fransea
Di saat mereka mengklaim rumah adalah istana, mengapa rumah saya jauh dari kata istana?
----o0o----
"Lo dimana Ran? bantuin Bu Ratna kok lama banget? Ngerumpi dulu ya, lo?"
"Suudzon itu dosa. Ingat!"
"Ya lo di mana? Kita-kitaan udah nungguin lo di kantin. Katanya mau langsung ke kantin. Kok nggak kelihatan batang hidung lo. Di culik om-om ya?"
Rainka memutar bola matanya pelan akibat perkataan Nitha. Gadis itu berdehem singkat lalu berteriak, "OM-OM NGGAK DOYAN SAMA GUE!" teriaknya.
"Heh, Dora! Kuping gue mau meledak denger teriakan lo itu. Cepetan ke sini. Nggak kebagian info terbaru dan ter hot tahu rasa. Lagi ngapain sih, lo?"
Suara Nitha di seberang sana masih mencak-mencak seolah telinga Rainka tak berfungsi.
"Gue ada urusan mendesak. Nanti gue kabarin."
"Urusan apa? Masalah pitak udah selesai kan?"
"Lain lagi."
"Bay!"
Tuuuutttt
Rainka hanya bisa mencibir saat panggilan dimatikan sepihak. Ia memilih kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas Iman.
"Cari Iman, Ran?" tanya salah seorang cowok yang baru saja keluar dari kelas yang Rainka tuju.
"Iya. Udah keluar kan, dosennya?" tanya Rainka dengan mata yang menjelajah isi dari kelas itu.
"Iman nggak ada. Dia lagi pacaran sama anak Musik. Masa lo ce es nya nggak tahu?"
"Makasih."
"Nggak cari gue juga Ran, gue juga mau di cariin sama lo. Neng geulis." Rainka tersenyum menanggapi cowok dengan badan atletis itu. Ia tahu cowok itu hanya bercanda.
"Jangan senyum Ran, nanti gue suka beneran gimana?"
"Gue nya nggak suka. Wle!" jawab Rainka dengan sedikit mengejek.
Setelah memeletkan lidahnya pada pemuda itu, Rainka berlari menuju kantin. Ia menghiraukan teriakan menggoda dari pemuda itu.
Setelah kepergian Leeanka beberapa menit lalu. Rainka langsung menghubungi Riza untuk menanyakan soal Kirana. Dia yakin Riza mengenal Kirana. Kirana pernah bilang mereka satu SMA dulu. Tapi Riza tidak kunjung mengangkatnya, membuat Rainka berasumsi jika Riza sedang sibuk. Padahal biasanya seniornya itu selalu mengangkat dan membalas pesannya.
Niatnya ingin menanyakan keberadaan Riza pada Iman, tapi cowok sombong itu rupanya tengah kasmaran.
Menyebalkan.
"Kak Kinan!" panggil Rainka.
Rainka berlari mendekat ke arah gadis cantik yang tengah duduk di depan salah satu kelas. Beberapa cewek lain yang tadi mengobrol dengan Kinan tiba-tiba pergi saat Rainka sampai di sana.
"Kenapa?" tanya Kinan.
"Kak Riza kemana ya? Aku ke kelasnya tadi nggak ada. Kosong. Aku teleponin nggak diangkat-angkat." Rainka langsung inti bertanya soal Riza pada Kinan. Bahkan Rainka tak ikut duduk di samping Kinan. Ia masih berdiri.
Dia buru-buru. Takut Nitha dan Nathaline murka. Jika Anina tidak masalah. Mau berapa lama pun menunggunya di kantin, gadis berkacamata itu tidak akan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEEANKA | COMPLETED
Ficção AdolescenteFRSA#1 LEEANKA Ketika Ikhlas yang tak kunjung datang. Celakanya, yang datang dia yang mencoba diikhlaskan. Hatinya memang tidak kembali bergetar saat mata yang dulu menyakitinya datang dan menatapnya dengan tatapan yang tak pernah berubah. Perasaan...