27 (Kirana)

46 5 4
                                        

Kamu terima kasih tetap tersenyum, membuatku tegar meski mata indahmu tak lagi bisa menatapku dengan damai_Leeanka Rheinazie.

----o0o----

Mendung.

Langit sore ini gelap dipenuhi awan hitam yang menutupi sinar matahari. Angin yang berhembus pun terasa lebih dingin dari biasanya.

Rupanya langit ikut berduka dengan kepergian salah satu malaikat buminya. Sama seperti Leeanka, berduka dengan kepergian malaikat hatinya.

Kirana meninggal.

Kekasihnya pergi untuk selamanya.

Gadis pucat itu pergi meninggalkan pernikahannya. Nyawanya memilih berpisah dari raganya yang cantik sebelum sempat dia menjadi milik lelaki yang dicintainya secara utuh.

Diam. Itulah yang dilakukan Leeanka sejak siang tadi. Sejak dia memilih pulang dari keramaian rumah Kirana dan berdiam diri di sini.

Sendirian, dengan hatinya yang terasa begitu lara.

Pemuda itu tidak pernah merubah posisinya hingga saat ini. Leeanka setia berbaring di kursi taman belakang rumahnya. Menatap langit seperti biasa. Berharap keajaiban datang dari atas sana.

Dia menatap langit dengan tatapan kosongnya. Dirinya sudah persis seperti patung. Hanya mata yang berkedip dan perut yang naik turun yang menandakan dia masih hidup.

Mungkin jika ada meteor jatuh pun pemuda angkuh itu tidak akan menghindar karena sangking khusunya dia menatap langit.

Leeanka lelah. Rasanya dia tidak tahu lagi harus apa setelah ini. Orang yang selama ini menguatkannya sudah pergi. Penyemangat hidupnya justru memilih mengalah pada takdir. Tuhan mengambilnya lagi, lagi, dan lagi.

Leeanka tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kekasihnya menyatu dengan tanah nanti. Bahkan dia tidak siap melihat kekasihnya itu dikebumikan.

Dia seperti sudah pasrah. Hidup tanpa semangat dan harapan. Semangatnya hilang, harapannya pergi karena gadis yang akan dia jadikan masa depan sudah pergi terbang.

Semuanya sangat tiba-tiba.

Baru saja tadi malam dia menghabiskan malamnya bersama Kirana. Berbagi cerita, bernyanyi bersama, bercerita tentang rencana masa depan, dan tadi pagi dia begitu bahagia. Gadisnya tampak begitu cantik dengan gaun pernikahan sederhana yang membungkus tubuh indahnya itu.

Senyuman, wajah cantiknya, sentuhan, dan kecupan kecil gadisnya tadi pagi tidak pernah disangka menjadi akhir dari semuanya.

Kenapa semuanya begitu mendadak?

Pagi tadi, Kirana benar-benar pamit padanya. Berkata dia lelah dan tidak bisa lagi bertahan. Senyuman dan kecupan singkat yang gadis itu berikan untuk Leeanka benar-benar kata pamit dari gadis itu.

Tanpa ada air mata, sosok Kirana menutup mata di pelukan kekasihnya.

Tiba-tiba mata Leeanka memanas. Langit yang sedari tadi ditatapnya berubah buram. Seketika semuanya terasa hancur.

Hatinya berkecamuk. Luka lamanya kembali tergores bahkan sebelum luka itu benar-benar pulih. Hatinya kembali merasakan sesak yang luar biasa.

Ditinggal mati. Ditinggal sendiri ... lagi, kenapa hidupnya selalu seperti ini ...

Cukup. Leeanka tidak bisa berusaha untuk tegar lagi.

Tubuh tegaknya bergetar.

Cairan bening itu lolos tanpa permisi meninggalkan jejak yang terus dilalui oleh tetesan lainnya yang ikut mengalir dari mata coklatnya.

LEEANKA | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang