33 (Sulit dipahami)

34 5 5
                                    

Pagi hari yang cerah.

Jejak air hujan sisa semalam perlahan mengering diterpa sinar mentari pagi yang begitu menyorot. Ditambah dedaunan yang berkilauan dibuatnya.

Pagi hari yang cerah dengan keadaan bumi yang baru saja bangun setelah beristirahat sejenak.

Sinar cerah mentari menyorot wajah tampan penghuni bumi. Masuk ke sela-sela gorden yang sedikit terbuka memberikan sedikit cahaya di dalam kamar dengan keadaan remang-remang yang Leeanka tempati.

Menyadari keadaan sudah pagi, Leeanka beranjak bangun kemudian langsung membuka gorden kamarnya, hingga matanya sedikit menyipit saat cahaya masuk ke dalam mata coklatnya.

Membuka pintu balkonnya, pemuda dengan bawahan sarung kotak-kotak abunya itu melangkah menuju pembatas balkon.

Hidung mancungnya menghirup dalam-dalam udara pagi yang menyejukkan. Matanya menjelajah langit dengan bibir melengkung tipis menyadari ciptaan Tuhan yang paling dia sukai membentang luas penuh keindahan.

Entah ke mana hilangnya perasaan yang semalam dia pikirkan. Indahnya pagi hari sudah cukup membuatnya merasa jauh lebih baik.

Dedaunan yang sedikit menjuntai di balkon menurunkan tetesan air ketika semilir angin menggoyangkannya. Sisa air hujan deras yang turun semalam membasahi rambut coklat Leeanka, namun Leeanka menghiraukan dengan tetap bersedekap dada menikmati indahnya pagi.

Suasana komplek yang tidak sepadat rumah utama keluarganya membuat komplek terlihat sepi dari manusia. Letaknya yang berada di ujung juga mungkin yang membuat keadaan sedikit sunyi.

"SELAMAT PAGI PAK HARTO!!! GOOD MORNING!!!"

Teriakan dengan suara yang terdengar familiar mengalihkan perhatian Leeanka. Netra coklatnya menangkap sosok gadis dengan piama kuningnya sedang melambaikan tangannya penuh semangat pada Pak Harto yang tengah mencuci mobil di bawah.

Rambutnya yang dicepol asal, senyumnya yang merekah juga wajah lugunya seakan lebih menarik dari kilauan sinar mentari sampai mata Leeanka lekat memandangnya yang berada persis di balkon sebelah.

"PAK HARTO SEMANGAT YA!!! NENG BANTUIN DOA AJA DARI ATAS SINI!!!" Rainka terus berteriak dengan nada girangnya. Persis seperti anak kecil sampai-sampai Pak Harto yang ada di bawah tersenyum kegelian dengan sikap majikan dadakannya.

"PAK HARTO KOK NGGAK JAWAB AKU? BILANG GOOD MORNING GITU?!"

"SELAMAT PAGI NENG GEULIS!!!" Pak Harto balas melambaikan tangannya dengan senyum lebar.

"WILUJENG ENJING PAK HARTO!!!"

Pak Harto kemudian langsung melanjutkan mencuci mobilnya setelah dia tersenyum hormat ke arah Leeanka karena dia menyadari kehadiran Tuan mudanya. Berbeda dengan sosok Rainka, dirinya masih tidak menyadari Leeanka terus menatapnya.

Gadis itu merentangkan tangannya dengan mata yang terpejam. Dia diam beberapa detik menghirup udara pagi, tidak lupa memainkan tangannya seakan dia sedang terbang dan diterpa angin.

Leeanka terpaku sejenak. Pikirannya berkelana menjelajah sesuatu di balik wajah lugu gadis itu. Sesuatu yang mengganggu malamnya.

"TETEH!!!"

Teriakan melengking yang sangat Leeanka dengan membuyarkan lamunannya.

Senyum Leeanka terbit melihat putrinya sudah cantik dengan keadaan yang rapi.

Rambutnya terkepang persis seperti ciri khas Rainka, gaun pink yang dipakainnya sangat menyatu dengan kulit putihnya. Putrinya sangat cantik, tapi ciuman pertamanya pagi ini malah diberikan untuk Rainka, bukan untuknya.

LEEANKA | COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang